9 Partes Continúa 📌 DILARANG PLAGIAT/COPY/DAN SEMACAMNYA
...
"Apakah kebahagiaan akan datang setelah merasakan penderitaan?" _Niskala Devanya.
"Dari banyaknya manusia, mengapa harus aku yang menderita penyakit sial ini Tuhan?" _Eljingga Zevanya.
"Anak adopsi kaya gue emang gak pantes bahagia" _Langit Arsyanendra.
"Harusnya cukup keluarga gue yang hancur, kan?" _Angkasa Bumintarra.
Semua orang punya luka. Ya, semuanya. Ada sebagian dari mereka yang memilih kuat dan bertahan, tak sedikit pula yang memilih jalan pintas. Lantas, apakah hal tersebut juga terjadi kepada para tokoh? Mungkin iya.
Lembar demi lembar yang tertoreh tinta hitam ini menggambarkan para tokoh kuat yang selalu berjuang untuk melepaskan diri dari banyaknya candaan dunia. Banyaknya luka, goresan, juga trauma tak luput dari usaha sang antagonis.
Tak pernah terbesit dalam benak seorang Niskala untuk mencelakai si bungsu, Jingga. Detik kala Jingga dinyatakan memiliki penyakit adalah hari terburuk bagi semuanya, termasuk Niskala. Sejak saat itu, kebencian Ayara dan Vincen semakin meledak. Bukankah itu sudah takdir tuhan? Namun mengapa seolah Niskala lah yang menerima segala tuduhan?
Seiring berjalannya waktu, hubungan kakak beradik itu semakin kacau. Niskala membenci Jingga, tapi tidak dengan Jingga. Tak jarang si bungsu lelah, namun beruntungnya ia memiliki kekasih yang selalu ada untuk dijadikan sandaran. Angkasa namanya, lelaki dengan tinggi 180 cm dengan paras menawan itu tak pernah membiarkan Jingga sendiri. Hebatnya, Pria yang terlihat selalu santai itu ternyata juga memiliki luka yang tak diketahui Jingga.
Angkasa bisa dikatakan anak tunggal dari keluarga yang katanya bahagia. Namun, dia memiliki Langit yang berperan sebagai kakak angkat. Bukankah dari awal sudah tertulis jika semua orang memiliki luka? Lalu bagaimana cara mereka mengatasi semuanya?