Mas Yoshua merupakan pria lembut dan baik hati. Aku sangat beruntung bisa terpilih menjadi pendamping hidupnya di saat banyak sekali perempuan di luar sana yang mendambakan sosok pria seperti dirinya. Tampan, muda, seorang pengusaha sukses, wanita mana yang tidak menginginkan sosok sempurna seperti itu? Namun, tampaknya benar apa yang dikatakan orang, bahwa manusia itu pada dasarnya serakah, tak pernah puas, dan selalu menuntut lebih banyak.
Ya, pada kenyataannya itu terjadi padaku. Tidak hanya Mas Yoshua, bahkan aku terjerat oleh pesona adik kandungnya, Kenzo. Sosok laki-laki yang nyaris bertolak belakang dengan Mas Yoshua dalam segi karakter. Kenzo merupakan sosok yang cenderung pendiam, tapi entah mengapa tatapan matanya selalu berhasil membuatku tak berkutik. Ayolah, dia hanyalah seorang bocah SMA yang masih berusia belasan tahun. Mana mungkin aku tergoda pada sosok ingusan begitu? Tapi tidak, bocah yang kukira masih polos dan ingusan, nyatanya jauh lebih berbahaya dari perkiraanku.
"Kak, boleh minta tolong?" Sepasang hazel pekat itu menatap lekat padaku, "Ada yang butuh ditenangin di bawah sana. Kakak bisa kan bantu tenangin?"
Dan sialnya, hanya dengan senyuman tipis yang nyaris jarang ditunjukkannya pada siapapun, nyatanya berhasil membuatku mengangguk dengan bodohnya dan bersedia menuruti keinginannya begitu saja.
Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya dan membuat adiknya koma, hidup Kierra porak poranda. Dengan bantuan sahabatnya, Kierra menjadi asisten pribadi seorang wanita cantik, dia mengubur mimpi untuk menyelesaikan gelar master dan mencari segala cara untuk membayar biaya pengobatan sang adik.
"Kamu membutuhkan uang Kierra?" wanita cantik bermata teduh itu bertanya dengan lembut. "Jumlahnya cukup banyak."
"Bukan cukup, tapi sangat banyak, tante." Kierra nyaris menangis.
"Aku akan memberikannya cuma-cuma, bahkan aku akan memindahkan adikmu ke rumah sakit yang lebih baik."
Mata Kierra menatap wanita itu tak percaya, tapi selalu ada syarat akan sebuah penawaran bukan begitu?
"Jadilah kekasih anakku."
Wajah Kierra memucat. Wanita itu tertawa, "Anak tiriku Keirra , umurnya hanya beberapa tahun di atasmu. Buat dia jatuh cinta denganmu."
Kierra menggeleng dengan cepat, dia bukan wanita seperti itu. Itu sama saja melacurkan diri.
"Dia tampan, keren dan menarik. Tidak sulit jatuh cinta padanya."
Kierra menahan nafas, masih menggeleng. Dia tidak mau cara seperti itu.
"Anakku itu, orang yang sulit." sepertinya penawarannya terlalu berat untuk seorang gadis putus asa seperti Kierra, wanita itu mengeluh. Kierra memiliki segalanya sebagai wanita. Tapi dia juga memiliki prinsip. Dengan usaha terakhir dia menunjukkan foto anak tirinya pada Kierra.
Jantung Kierra berdetak cepat saat melihat foto itu. "A..aku mau."