"Pakai ini!". Perintahnya masih dengan nada dinginnya. Dengan gemetar, Nabila meraih baju kaos dan jaket yang diberikan Akhbar untuknya, kemudian gadis itu memakai kaos tersebut dan menggunakan jaket merah itu untuk menutupi bagian bawahnya. "Apa kamu akan baik-baik saja?". Tanya nabila ragu. Akhbar melirik Nabila sebentar, kemudian kembali menatap pada dinding kosong di hadapannya. Ia benar-benar harus menahan diri, jebakan sialan. Akhirnya dengan perlahan Akhbar menghampiri Nabila. Berdiri tepat di hadapan gadis itu. "Dengar! Kita harus kel-..". BRAKK Satu-satunya pintu diruang itu terbuka menampilkan beberapa orang yang menatap mereka dengan terkejut, bahkan sebagian dari orang-orang itu kini tengah berbisik sesuatu yang tidak mengenakan. Akhbar merubah posisinya untuk menutupi Nabila agar orang-orang disana tidak dapat melihat keadaan gadis itu. Meski sulit untuk mencegah mereka untuk tidak berpikir yang tidak-tidak. Bayangkan saja keadaan Akhbar dan Nabila saat ini. Keduanya sama sekali tidak enak untuk dilihat. Akhbar yang hanya mengenakan celana pendek sebawah lutut sedangkan Nabila mengenakan kaos lengan panjang Akhbar yang menutupi sampai ke pahanya dan jaket merah sebagai penutup bawahnya. "Semuanya bubar sekarang juga. Dan kalian berdua, segeralah datang keruanganku setelah kalian memakai pakaian yang lebih layak dari ini".