Brace Up!

Sejak menjadi siswa berseragam putih abu-abu, Ailsa langsung menyadari bahwa persahabatannya dengan gadis tercantik di sekolah, Vivi, membuatnya persis seperti bayangan gelap di belakang terang yang sangat benderang. Awalnya, Ailsa tidak begitu ambil pusing. Toh, berlembar piagam penghargaan olimpiade sains milik Ailsa cukup meyakinkannya bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sayangnya, semua semakin rumit ketika seorang laki-laki yang sudah menjadi crush Ailsa selama tiga tahun, malah menaruh hati kepada Vivi dan meminta bantuannya untuk pedekate! Ailsa yang sudah memimpikan kedekatan dengan laki-laki yang ia taksir, menyetujui permintaan itu walau dengan hati yang babak belur. Namun, sampai kapan Ailsa mampu bertahan menjadi pemeran pendamping dalam ceritanya sendiri? Bagaimana jika kemampuan otak yang selama ini menjadi andalan Ailsa gagal mewujudkan salah satu impian terbesarnya? Akankah masih ada sisa-sisa kepercayaan diri Ailsa?

Kisah ini adalah tentang remaja dengan pencarian jati diri mereka, kebingungan merangkai masa depan, terbentuknya (atau hancurnya) ikatan persahabatan, dan perjalanan mencintai diri sendiri serta orang lain dengan segala lebih, kurang, dan uniknya.