Kost ala Sekai (AU)
  • Reads 227
  • Votes 15
  • Parts 8
  • Reads 227
  • Votes 15
  • Parts 8
Ongoing, First published Feb 21, 2022
Berawal dari seorang gadis yang ingin sekolah di kota Shibuya, tetapi ia kebingungan untuk tinggal di mana, dan ia memutuskan untuk nge kost.

Saat ia mau pergi menuju kost nya, tiba-tiba saja ia tidak sengaja menabrak seorang gadis lain. Setelah ia meminta maaf, ia ditemani oleh gadis itu dan bertemu banyak teman yang ternyata mereka adalah.....



Note:
- Ada kata kasarnya (mungkin)
- Mungkin ada bagian yang bakal bikin kalian ilfeel
- Bisa pake "aku-kamu", bisa juga pake "gw-elu"
- Lupa bilang kalo cerita ini mengandung AU, di mana tema AU ini tentang kos-kosan gitu. Lokasinya tetap di kota Shibuya, Jepang, tapi suasananya berasa kek di Indo
All Rights Reserved
Sign up to add Kost ala Sekai (AU) to your library and receive updates
or
#106projectsekai
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
FORBIDDEN BONDS cover
Arlio Pradipta Alexander [REVISI] cover
SAHMURA [END]✔ cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
MENJADI BABY SITTER  cover
Kisah Tak Sempurna [Slow Up] cover
Kehidupan Kedua Cello cover
Mencintai Suami Bu Dosen (Taekook - GS) (On Going)  cover
MATHERA cover
Duke's Grip cover

FORBIDDEN BONDS

45 parts Ongoing

Menikah dengan ayahnya sendiri? Jika ada keluarga yang paling gila, itu adalah keluarga Anathama, keluarga dengan peraturan dan tradisi tak masuk akal, harus menikah dengan yang sedarah, yang sayangnya dianggap normal bagi Anathama. Cinta bukan pilihan, tapi takdir yang harus diterima. Dalam tradisi kelam ini, seorang cucu harus memilih antara melawan takdir atau terjerat dalam permainan keluarga yang mematikan. Selayaknya permainan dadu, setiap putaran yang acak seakan memiliki pilihan yang sama, yang tanpa sadar merenggut kebebasan Samantha, yang dipaksa menikah dengan ayah kandungnya. Anathama tak pernah sudi jika darahnya ditoreh darah dari keluarga lain, sekalipun keluarga itu bangsawan kelas atas. Apakah Anathama bisa dihancurkan? Apakah tradisi gila yang turun temurun itu bisa dilengserkan?