Story cover for My Hijrah Journey by avika_nora
My Hijrah Journey
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Feb 25, 2022
Kata orang, hijrah itu susah.

Lalu, bagaimana dengan Icha yang masih awam dengan istilah "hijrah" itu sendiri?

***

Alisha Naifa.

Gadis yang akrab disapa "Icha" itu amat mudah dikenali. Berpenampilan layaknya siswi cerdas pada umumnya, berkacamata, dan selalu menenteng tumpukan buku ke sekolah.

Terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, membuatnya tak lupa untuk selalu berbagi pada sesama.

Ya, tak hanya cerdas, ia juga gadis yang baik hati.

Namun, satu hal yang disayangkan dari gadis itu, ia belum sempurna dalam menutup aurat.

Minimnya kasih sayang dari kedua orang tua, membuat Icha menjadi sosok yang mandiri namun rapuh.

Hingga suatu pagi, terbersit niat di hatinya untuk mulai memperbaiki penampilannya.

Akankah Icha menemukan sahabat yang akan menemani dalam perjalanan hijrahnya kelak?


@avika_nora


Design cover by Avika Nora
Picture by Unsplash
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add My Hijrah Journey to your library and receive updates
or
#978journey
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Cinta Dalam Iman cover
WANITAKU,HUMAIRA [TAMAT] cover
SEGITIGA CINTA cover
Tasawuf Cinta cover
Gus Alfathar (SUDAH TERBIT) cover
K H A L I Z A || Complete cover
Mushaf Cinta Dari-Nya [ END ] cover
Hijrah Sang Gadis cover
Qiyamah Senja-completed cover
Ikhlasku Merelakanmu (END) cover

Cinta Dalam Iman

18 parts Ongoing

Azha tidak pernah menyangka bahwa langkah pertamanya di pesantren akan mempertemukannya dengan Muaz-santri yang dingin, pendiam, dan selalu terlihat serius dengan hafalannya. Sejak awal, mereka berada di dunia yang berbeda. Muaz sibuk dengan hafalannya, sedangkan Azha berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Namun, takdir selalu punya cara unik untuk mempertemukan dua orang yang seharusnya berjalan di jalur masing-masing. Tatapan yang tak sengaja, pertemuan di tempat yang tak terduga, hingga percakapan-percakapan kecil yang membuat Azha menyadari bahwa Muaz tidak sekeras yang terlihat. Di antara hafalan dan kesibukan pesantren, Azha mulai memahami bahwa ada jeda di antara mereka-sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Jeda itu bisa berupa harapan, doa, atau bahkan perasaan yang perlahan tumbuh namun tak bisa diungkapkan. Tapi ketika waktu mulai memisahkan mereka, Azha dan Muaz harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua perasaan bisa menemukan jalannya sendiri. Apakah keduanya akan tetap berada di jalur masing-masing, ataukah takdir akan membawa mereka kembali bertemu di titik yang sama? Sebuah kisah tentang perasaan yang terpendam, tentang ketulusan dalam diam, dan tentang bagaimana Allah selalu punya rencana terbaik di setiap jeda yang tercipta. 🕐 UPDATE SETIAP SELASA & MINGGU