2021,tahun terberat sekali , benar-benar yg aku jalani berat sekali.
Bukan tentang pandemi ini, justru tentang diri ini.Singkat namun padat dan nyata.
Kali ini ,banyak sekali kekosongan yg di lalui dengan pelajaran yang berharga.
Bagai membuka sepintas buku , melihat kertas yg berlalu dengan nyata tanpa terlewatkan sendiri.
Sungguh ,benar" berisi di setiap kertasnya.
Banyak sekali noda-noda luntur, coret-coretan kusut dan kusam.
Kesalahan-kesalahan sama yg tertulis ulang, serta kotoran penghapus disetiap sisinya.
Berat sekali batin ini ,jika digambarkan persis sekali seperti buku itu.kali ini lebih banyak tangisan yg menghujam kedasar hati dibanding tahun sebelumnya tapi beriringan,juga banyak sekali kejutan dan kebahagian lainnya.
Seperti terik panas ,pasti selalu ada diiringi Sepoi angin terhembus.
Pelajaran tahun ini banyak sekali tak kunjung henti berjeda untuk diberi kesempatan mencobanya.
Banyak sekali,aku banyak kehilangan,dan tak banyak juga hal" baru menyapa.
Tapi semuanya sama" nihil,berkesan tapi tak meninggalkan bekas,hanya bekas basah di pipi.
Aziel, bocah pengidap asma yang petakilan. Gayanya selangit dan ga pernah mau kalah.
"Gua adiknya si epan"
"Emang gua anak pemilik sekolah! Lo iri aja sama gua karena bapak Lo lebih miskin"
×××
"Epan!! Numpang! Anterin gua pulang"
"Epan!! Mobil gua mogok"
"Epan!! Beliin makanan"
"Epan!! Jangan marah marah"
×××
"Epan!!! Gua adik lo kan?"
"Ga usah ngaku ngaku"
Sebenarnya Aziel itu adik dari Evan? Atau hanya ngaku ngaku saja agar terlihat kaya?