☘️ Blurb ☘️
Sebagian dari kalian mungkin sudah tahu, gue seorang traveller. Dapet duit dari jalan-jalan dan sebuah tulisan, kalau engga jalan-jalan gue engga dapat materi buat nulis, kalau engga nulis gue engga akan dapat duit, kalau gue engga dapat duit gue engga bisa jajan, engga bisa shoping, engga bisa belanja haha.
Sebelumnya, tulisan-tulisan yang gue tulis, gue upload dalam sebuah blog, dan berkat blog itu gue bisa menghasilkan duit sedikit demi sedikit.
Waktu SMA gue di pertemukan dengan orang-orang baik, lingkungan yang sangat baik dan juga teman-teman yang baik, salah satu nya mereka, Dara dan juga Yasmin, sampai sekarang kita masih kompak meskipun kita sibuk dengan impian dan urusan masing-masing.
Gue selalu bawa catatan-catatan kecil, karena ketika gue lihat hal-hal yang unik selalu gue tulis, dan juga di dalam buku catatan tersebut ada beberapa nama tempat yang harus gue kunjungi, kalau udah pernah berkunjung ke tempat tersebut maka otomatis akan gue coret, tapi lucu nya bukannya berkurang malah makin banyak bertambah. Dan buku itu gue sebut sebagai bucket list.
Oya sekarang gue lagi menggeluti pendidikan S1 dengan jurusan psikologi, karena bagaimanapun bokap gue lebih mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya.
Dari kecil gue selalu diajarkan untuk cari uang sendiri kalau mau sesuatu, karena gue ingin traveling jadi di sela-sela waktu kuliah gue yang seminggu 2 kali, gue memutuskan untuk mencari kerja. Dan gue di terima di suatu perusahaan, kerja di sana itu cukup lama, hanya karena ingin dapat duit buat traveling, tapi ternyata realita tak seindah ekspektasi, setelah kerja gue jadi susah ngambil cuti untuk traveling, tapi ya sudah lah nikmati saja, yang penting bisa traveling yah, haha.
Oke, nama gue Triani Aprilia Azzani panggil aja gue Tri, gue anak bungsu dari 3 bersaudara. Dan ini, kisah gue!
Cantika Zwetta hanyalah seorang gadis biasa yang trauma setelah mengalami kecelakaan. Hidupnya benar-benar berubah, termasuk ekonomi keluarga yang membuatnya diam tak bisa berkata-kata, sampai harus pindah ke kampung halaman karena tak sanggup lagi hidup di ibu kota.
Tiga tahun berdamai, menerima segala perubahan tersebut, Cantika berani kembali ke ibu kota dan fokus bekerja mencari rezeki, ia malah bertemu dengan mantan tetangganya, Aldavin Caldwell, seorang lelaki yang tanpa sengaja menjadi alasan mengapa Cantika lalai dan akhirnya mengalami kecelakaan.
Sebisa mungkin ia menghindar, tak ingin kembali mengingat masa-masa yang menurutnya memalukan. Namun, nyatanya Aldavin merespon sebaliknya, membuat Cantika kalang kabut mendapatkan perhatian sebesar itu.
Cantika berpikir, jika dirinya diam, maka tak akan ada akhir yang tegas. Hanya saja, angkat bicara adalah hal yang sangat sulit untuk dirinya. Ya, sebab mulutnya pernah melukai hati orang lain.
Ucapan tersebut yang terus menghantuinya sampai saat ini.