Ragil selalu berkata, "Sampai kapan kau akan sadar, Delina? Dia tidak baik untukmu." Kalimat itu selalu diulang ketika aku mulai melakukan pendekatan dengan seorang pemuda yang aku incar. Aku adalah Delina yang sudah berulang kali jatuh hati dan patah lagi. Miris memang. Tetapi, aku cukup beruntung karena selama itu selalu ada Ragil -sosok sahabat lelakiku satu-satunya, yang tak pernah menyerah dalam mengingatkan seorang Delina si bengal satu ini. *** Di balik ikatan persahabatan kami, tak kusangka setiap menit dan detik yang kuhabiskan bersama Ragil mulai menumbuhkan rasa. Jangan bilang kalau rasa itu diawali dariku yang kerap mengalami patah hati. Tidak. Ragil yang lebih dulu jatuh hati kepada seorang Delina. Namun, tidak semudah itu kami mampu membalas perasaan satu sama lain. Mengungkapkannya saja, kami butuh keberanian dan pertimbangan lebih.