Ketika hari terakhir masa MPLS masih berlangsung, ada kejadian yang menggemparkan seluruh SMU Semua Bisa.
Kejadian di mana empat manusia yang kabarnya menjadi mahluk teraneh seantero sekolah mengadakan lomba tentang siapa yang berhasil menghabiskan uang mereka sebanyak mungkin.
1.) Na Nanoteka Austize, si kalem yang lebih sering bertindak daripada berbicara panjang lebar. Anak yang begitu mencintai sesuatu berwarna gelap. Kalau kamu memenuhi kriterianya, silahkan maju melamar.
2.) Zong Nilo Immanuelga, si julid yang suka sekali berbicara tapi yang dikatakannya lebih sering benar. Sesuai dengan otaknya, dia juga menyukai hewan bernama lumba-lumba. Kalau lihat dia di jalan pakai baju gembel hati-hati saja, soalnya bisa digibahin tujuh hari tujuh malam.
3.) Lee Nadi Regkaza, si hobi baca novel dan sudah menulis beberapa judul cerita yang semuanya dibaca puluhan juta kali di berbagai platform menulis baik yang berbayar maupun yang tidak. Sekali kamu nyakitin dia, maka apa yang kamu lakukan akan dia ingat dan dibuatkan satu judul cerita.
4.) Park Teiga Skaiza, si bocah jahil yang sudah meraih sertifikat hacker profesional kala masih berusia tiga belas tahun karena kecintaannya terhadap dunia IT. Jangan macam-macam kalau kamu tidak mau apa yang kamu sembunyikan dibongkar habis-habisan.
Keuntungan yang empat laki-laki itu berikan ada tiga. Pertama, pemenang akan menjadi bagian dari pembuat. Ke dua, pemenang akan mendapatkan dua permintaan eksklusif yang wajib dikabulkan oleh pembuat. Ke tiga, apa yang dibeli otomatis menjadi hak milik pemenang.
Tentu saja semua mahluk di sana baik yang kaya maupun yang tidak berbondong-bondong untuk mendaftar, termasuk Titanusa Treykara yang nekat demi mimpi masa depan cerah cemerlang shining shimering splendid. Gadis yang amat mementingkan keberadaan poni tipis yang menghiasi jidatnya yang agak lebar.
Padahal, jika tidak memenuhi syarat atau gagal, resiko bagi yang mengikuti harus mengembalikan dua kali lipat dari apa yang dibeli.
Menikah dengan ayahnya sendiri?
Jika ada keluarga yang paling gila, itu adalah keluarga Anathama, keluarga dengan peraturan dan tradisi tak masuk akal, harus menikah dengan yang sedarah, yang sayangnya dianggap normal bagi Anathama.
Cinta bukan pilihan, tapi takdir yang harus diterima. Dalam tradisi kelam ini, seorang cucu harus memilih antara melawan takdir atau terjerat dalam permainan keluarga yang mematikan.
Selayaknya permainan dadu, setiap putaran yang acak seakan memiliki pilihan yang sama, yang tanpa sadar merenggut kebebasan Samantha, yang dipaksa menikah dengan ayah kandungnya.
Anathama tak pernah sudi jika darahnya ditoreh darah dari keluarga lain, sekalipun keluarga itu bangsawan kelas atas.
Apakah Anathama bisa dihancurkan?
Apakah tradisi gila yang turun temurun itu bisa dilengserkan?