Aksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tanpa sempat terobati. "Ibu, kepala Aksa sakit, tapi...." Aksa menepuk dadanya pelan "....di dalam sini, hati Aksa jauh lebih sakit." - Aksa Damian, 17 tahun