Alizer adalah Ketua geng motor without borders dan ia jago dalam bermain basket, ia terkenal karena ketampanannya serta kekayaan yang dimiliki, dan Alizer adalah orang yang terkenal dingin/cuek.
Fariska adalah seorang siswa yang terkenal cantik disekolah nya, yang memliki geng motor yaitu Blossomia.
Fariska mempunyai sifat badgirl, keras kepala, serta licik, dan ia juga menjadi ketua geng motor dari Blossomia.
Mereka berdua dari kecil sudah bersahabat, tetapi mereka terpisah sementara karena keperluan dari salah satu orang tuanya.....
Saat sudah dewasa, kedua remaja ini yang bernama alizer dan fariska dijodohkan oleh orang tua nya
"Eh L-lo Alizer kan?" Tanya fariska gugup
"Hm, emang nya lo siapa?" Tanya Alizer cuek
"Lo ngga kenal gue?" Tanya balik Fariska
"G" Jawab Alizer dingin dan meninggalkan koridor sekolah
"Dihh, sok dingin banget jadi orang"
Umpat fariska dalam hati.
"Ayok guyss ke kantin, gue laper banget nih." Ucap fariska sambil menyuruh anggota geng nya untuk ikut ke kantin bersama nya.
" yang lo tanya tadi, siapa far? Kok gue ngga kenal? Apa jangan-jangan lo ada hubungannya sama dia?" Ucap shella.
"Dihh, gue tadi itu ngga sengaja nyapa dia, karena gue kayak kenal dia gitu, tapi ngga tau dimana. Udahlah lupain aja, yok ke kantin gue laper benget ini!" Perintah Fariska ke anggota gengnya
"Oh, gue kira lo ada hubungan apa-apa sama dia, makanya lo nyapa dia" Kata shella
"Ngadi² lo shel, kuyy ke kantin gue traktir lo semua dehh" Kata Fariska.
"Widihh, ketua banyak duit nih, yok guys kita ke kantin langsung" Sorak Benita ke anggota lainnya.
------------------------------------------
NOTE: TIDAK BOLEH MEMBAWA CERITA LAIN DI SINI, KARENA INI DIBUAT SENDIRI TANPA MENIRU SIAPA PUN.⚠️⚠️
Deka anak pertama yang dianggap layaknya pengasuh oleh kedua orang tuanya. Deka pelayan dingin bagi adiknya.
Deka dituntut agar jadi orang berguna, bukan buat dirinya, melainkan untuk adiknya.
Sebagai pelayan yang baik, Deka tetap patuh pada perintah majikannya, walau rasa iri terkadang menekannya untuk melawan.
Dia tumbuh bersama pikiran buruk mengenai apapun yang bersifat merepotkan. Deka benci dengan adiknya, karena telah menjadi benalu yang menyalahartikan posisinya.
Deka berusaha mencari letak keadilan di sana, namun dia sadar jika di rumahnya tidak pernah menyimpan keadilan.
Hingga akhirnya, Deka menemukan arti nyaman sesungguhnya. Bukan lagi pada keluarga, tapi persahabatan.