Ketika aku tidak bisa lagi menjadi egois, menolak untuk menuntut. Menahan emosiku, kecewaku, harapanku, dan hanya mencoba mengerti juga menerima. Ini bukan tentang kisah cinta yang sempurna, bukan juga cerita penuh duka dan nestapa. Hanya tentang pria bernama maulana yang sulit untuk di definisikan. Ketika cinta bingung harus melangkah kemana, hati tidak tahu harus menerima atau mengusirnya pergi. Rasanya berat untuk memulai cerita ini, tapi aku ingin kamu tau, bahwa ada konflik dalam hatiku selama ini yang tidak ku utarakan padamu, karna semua rasa takut kehilangan ini telah menguasai hatiku.
Sepenggal kisah yang tidak tahu akan berujung seperti apa. Semoga kamu akhirnya bisa tau dan mengerti, bagaimana perasaanku sebenarnya. Teruntuk kamu, pria yang aku cintai, Maulana, selamat membaca.