Ayahku adalah sosok lelaki yang kukagumi, dan Ayahku adalah pahlawanku. Semua itu benar,ketika Allah menggerakkan tanganku untuk membuka sebuah rahasia kecil yang langsung menghancurkan duniaku dan meleburkan semua mimpi indahku. Saat itu juga Ayah menjadi lelaki pertama yang menyakitiku, Ayah adalah sebuah luka terbesarku, dan aku pun kehilangan sosok pahlawanku. Sejak itu aku memaksakan diri tetap menjalani hidup meski tertatih karena lepasnya satu tangan yang dulu selalu menggandengku dan menuntunku berjalan. Mereka bilang waktu yang akan menyembuhkan luka. Hari berganti hari hingga beberapa tahun terlewati, aku tetap menjalani kehidupanku, dan aku mulai bisa bersikap biasa saja dengan Ayah namun hati kecilku mempertanyakan apakah aku telah memaafkan Ayah? Luka yang tergores dalam hati ini tidak terasa sesakit dahulu, tapi tentu bekas lukanya masih ada. Kebaikan dan keburukan Ayah silih berganti membayangiku dan membuatku ragu. Apakah suatu hari nanti aku bisa merasakan lagi saat-saat bahagia bersama pendampingku seperti saat bersama Ayah dulu? Apakah aku bisa mendapatkan seseorang seperti Ayah? Apakah dia bakal meninggalkanku seperti Ayah? #Sel,16 agustus 2022