Ditinggalkan oleh segalanya kecuali bundanya yang gila kerja, membuat Aeera merasa kesepian setiap saat. Namun sejak kembalinya sosok lelaki itu dalam hidupnya, membuat rasa sepi itu sirna dan tergantikan oleh mentari yang baru. Meskipun sedikit toxic tapi tak apa, bukankah kesepian jauh lebih mengerikan? Ini adalah kisah seorang Aeera Myrandia Pyralis yang rela menelan racun untuk menghalau rasa sepinya. Membunuh psikis nya secara perlahan dan tetap bertahan demi kata cinta yang selalu ia percaya, dan tanpa ia sadari bahwa telah memasuki jurang tak berdasar. "Lo harus nerima gue kembali," "Karna tanpa gue lo bukan apa - apa Aeera!" Ujar Gandi sambil mengelus lembut surai gadis di dekapannya yang tengah terisak hebat. Aeera tidak ingin kembali menyelami masa lalu kelamnya, namun ia harus kembali kesana untuk menemukan sebuah cahaya yang selalu ia harapkan. "Ahkk..." Aeera terpekik kaget seraya memegang lengan kokoh yang mencekik lehernya, "Lo g-gila hah?" lirihnya seraya menatap iris mata hitam pekat yang menatapnya nyalang. "Lo yang gila!" desis Gandi tajam seraya menghempas kasar Aeera, hingga gadis itu tersungkur di lantai. "Berani banget lo ngunciin gue!" "Uhuk uhuk uhuk.." Aeera memegang lehernya, rasanya ia akan mati begitu saja jika lelaki itu tidak melepaskan cekikannya. Aeera menatap Gandi nyalang, yang dibalas tatapan tajam oleh lelaki itu. "Lo emang bangsat Gandi, keluar lo sekarang dari kamar gue!" seru Aeera lantang seraya menunjuk pintu keluar. Gandi terkekeh lalu mendekat dan meraih dagu gadisnya, "Keluar?" bisiknya seraya tertawa, "Gue kan disuruh nemenin lo sayang!"