Pemenang Wattys 2022 kategori Wild Card
---------------------------------
Tanpa banyak bicara lagi, sarapan pun berlangsung. Sebagaimana sarapan bersama di pagi hari, para gadis menyantap roti dan sup di sebuah mangkok yang disediakan oleh koki khusus.
Ada seorang pria berjas hitam yang berdiri di sudut ruangan begitu tajam menatap orang-orang yang menyiapkan sarapan. Dia terlihat angkuh karena mengangkat dagunya serta menurunkan bibirnya seraya tanpa banyak berkata. Dia pasti penanggung jawab kegiatan sarapan pagi ini, pikir Sophia.
Sophia menatap Tuan Gubernur sambil tersenyum. Dia merasa geli melihat sup remahan roti menyangkut di kumis pirang yang menjuntai hingga hampir menyentuh dagu.
Tapi, rasa geli itu berubah ketika gadis itu melihat sesuatu yang tidak biasa. Sesuatu yang tidak lumrah ada di atas meja makan.
"Aghhhh!" gadis itu menjerit.
-------------------------------
Sophia menjadi anak gadis yang tumbuh di Panti Asuhan. Menurutnya, panti asuhan menjadi tempat "mengerikan" bagi seorang anak berumur 10 tahun.
Sophia merasa jika lara yang diterimanya selama ini karena ulah para pejabat di Batavia. Untuk itu, dia ingin membalaskan dendamnya.
Gadis itu mendapatkan petunjuk untuk balas dendam dari sebuah buku. Sophia mendapatkan buku itu dari seseorang yang sengaja menulis dan mencetaknya khusus untuk anak itu.
Bukan kebetulan, Panca mengenal gadis itu. Lalu, dia berusaha mencari alasan kenapa Sophia membalas dendam? Siapakah orang yang ada di balik gadis kecil itu? Apakah dia bertindak sendirian?
---------------------
Selamat membaca #SerialPanca selanjutnya. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad 19. Tidak bermaksud menyajikan cerita aksi atau silat. Adapun adegan aksi yang ada di dalamnya dimaksudkan untuk memperindah cerita.
Terima kasih sudah berkomentar dan memberi tanda bintang.
Semoga terhibur ....
Apakah kita memiliki hak untuk mengakhiri hidup kita sendiri?
Tingkat kematian yang meningkat secara mencurigakan pada pasien terminal meninggalkan jejak keraguan yang tak terhapuskan di pikiran Pol. Cap. Wasan. Ibunya, yang baru saja meninggal dunia hanya beberapa hari sebelum ia tiba di kampung halamannya, mungkin menjadi salah satu korban dari kejadian ini.
Guntapat, seorang dokter paliatif yang telah merawat ibu Wasan di hari-hari terakhirnya, menjadi orang yang merawat hati putranya di hari-hari sedihnya juga. Ketika hubungan mereka semakin dalam, misteri itu berangsur-angsur terungkap dan setiap petunjuk dalam kasus ini mengarah ke Guntapat. Bagaimana Wasan bisa menerobos dilema ini dan mempercayai kekasihnya dengan sepenuh hati?
Original Novel Story By Sammon