Story cover for The Sunset Is Beautiful Isn't It? by quexnom
The Sunset Is Beautiful Isn't It?
  • WpView
    Reads 6
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 6
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Mar 13, 2022
"Kalvan, the sunset is beautiful isn't it?" Saat kalimat itu keluar untuk pertama kalinya, dia mengalihkan matanya ke arahku. Menatapku dengan tatapan yang memiliki seribu makna. 

Dibawahkan langit senja kami saling menatap satu sama lain cukup lama. Mencerna kalimat yang dalam sekejap dapat mengubah atmosfer sekitar. Dia, Kalvan Mahendra, kekasih satu setengah tahunku yang selama itu aku memeluk raganya tapi tidak dengan jiwanya, tersenyum tipis. Sangat tipis seolah dirinya tidak niat untuk memberikan senyumnya. Didetik selanjutnya dia kembali melihat matahari sore yang kian lama terbenam seolah air laut itu menariknya dari pandangan manusia. 

Hampir dua menit kami terdiam. Membiarkan semilir angin laut sore mengisi keterdiaman ini. Tiba-tiba dia mengeluarkan suara beratnya. Suara yang mungkin akan selalu kurindukan mengalun di telinga ini.

"Iya."

Satu kalimat yang sukses meluncur darinya itu membuat hatiku menjerit. Ini sudah saatnya dia melepaskan sunset disaat keberadaannya begitu indah, namun hanya untuk dinikmati dari jauh.
Creative Commons (CC) Attribution
Table of contents

1 part

Sign up to add The Sunset Is Beautiful Isn't It? to your library and receive updates
or
#371adultromance
Content Guidelines
You may also like
Lonely Tomorrow by Effemeraleternity
47 parts Ongoing
Kala sinar sang surya kembali menampakan dirinya setelah bersembunyi lama di balik ribuan awan di langit abu-abu. Kini ia kembali menampakan sinarnya yang menyorot langsung ke wajahku yang sedang tertidur. Aku membuka kedua mataku perlahan dan kulihat sinar sang surya sangat terang hingga membuatku merasa silau. "Tidurmu nyenyak?" Suara yang terdengar berat dan lembut itu menyadarkanku. Singkat aku mengerjap guna memulihkan kembali pandanganku yang sempat memburam. Kemudian samar-samar senyuman terukir tipis di wajahku tatkala sudah kulihat jelas wajahnya yang sedang duduk di depanku, tengah memandangku dengan senyum manis nan tampannya. Memiliki kulit putih bersih, rambut hitam lebat, alis tebal, dan mata cokelat indahnya... itulah dia. Kami saling melempar senyum serta saling menatap lekat satu sama lain. Hanya ada kami di sini, di kelas yang kosong pun sunyi. Sunyi yang menenangkan sebab hanya ada kita berdua di dalamnya. Namun, ini hanyalah mimpi. Mimpi yang sangat indah dan seolah tampak sangat nyata. Kau ada di sini, tepat di depanku, memberikan senyum manismu padaku, tapi aku tak dapat menyentuhmu. Kau tampak nyata padahal sebenarnya kau hanyalah ilusi semata seperti sebuah lukisan indah di dalam air yang jika disentuh dengan seujung jari maka hilanglah sudah lukisan indah itu. Lenyap, tak tersisa. Kau bagai embun yang hanya muncul sesaat di pagi hari lalu menghilang saat matahari menyinari bumi. Begitulah dirimu. Setiap mengingat momen-momen indah bersamamu saat masa remaja, membuatku selalu merasa seperti kembali ke masa itu. Di masa kita saling mengenal dan melakukan banyak hal bersama. Aku ingin kembali ke masa itu dan kembali mengingatmu. Ya dirimu, yang entah kapan akan kembali. [ cover by : Pinterest ]
Dependency ✓ [Sudah Terbit] by FebbFbrynt
22 parts Complete
17 tahun Leane hidup di ranjang rumah sakit tanpa mengenal dunia luar. Setiap hari, ia hanya tahu rasa sakit karena keadaan tubuhnya yang lemah. Pada akhirnya, ia mati dengan damai tanpa pernah merasakan apa itu kebahagiaan. Bangun di tubuh dan tempat yang asing, Leane menyadari bahwa dirinya masuk ke dunia novel yang pernah di bacanya. Leane bahagia, sangat bahagia, karena keadaan tubuhnya sangat sehat.Tetapi, kebahagiaan itu lenyap saat sadar akan peran tubuh yang di tempatinya. Di benci keluarganya? Di rundung? Menderita? Di jodohkan dengan lelaki yang memiliki penyakit mental? Berakhir tragis? Apakah Leane akan menyerah? Atau apakah Leane akan merubah takdir dan membentuk kebahagiaannya sendiri? ____ "Jangan pergi ...," rengeknya. "Oh, ayolah. Aku hanya akan mengambil air minum untukmu." "Aku ikut." Pria itu dengan manja memeluknya dari belakang. Lalu suaranya yang berbahaya berbisik jelas di telinganya. "Jangan pernah berniat kabur dariku, atau aku akan melumpuhkanmu di tempat tidur." *** - CERITA INI 100% MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! SAYA TIDAK AKAN SEGAN MELAPORKAN JIKA ADA YANG PLAGIASI!! - Konten dewasa 17+(Kekerasan, dll) - Bahasa baku! ____ Rank: #1 In Husband {12-01-2023} #1 In Transmigrasi {04-10-2022} #1 In Psikologis {09-10-2022} #1 In Childis {04-10-2022} #1 In Rebirt {22-10-2022} #1 In tenfiction {23-11-2022} #1 In Fantasiurban {30-12-2022} #1 In Tsundere {12-01-2023} #1 In Sakit {23-01-2023} #1 In Fiksipenggemar {12-06-2023 #1 In Fantasi {17-06-2023} #1 In Skizo {17-06-2023} #1 In Alterego {18-06-2023} #1 In Wattpadindonesia {26-11-2023} #2 In Secondlife {05-10-2022} #2 In Bucin {04-11-2022} #2 In Fiksiumum {29-05-2023} #2 In Posesif {20-06-2023} #3 In teenfiction {01-12-2022} #4 In Cinta {21-02-2023} ___ Start: 04 Juli 2022. Finish : 08 Desember 2023 __ Copyright © 2022 By Febbfbrynt
You may also like
Slide 1 of 10
Nadi Akhir Luka cover
|| I'm NOT Her || End ✔ cover
Lonely Tomorrow cover
Dependency ✓ [Sudah Terbit] cover
A Tale Of True Love (Selesai) cover
Seindah Senja cover
Orange Maple » Chenle X You cover
ℝ𝔼𝕍𝔸𝕃ℤ𝔼ℕ 𝔸𝔼ℝ𝕃𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 //���𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖\\ cover
Let him go... cover
BRIDE KIDNAPPING cover

Nadi Akhir Luka

54 parts Complete

"Perihal rindu yang tidak berakhir dengan pertemuan dan kepulangan. Cukup dengan sebatas rasa yang dipandu agar tidak menyalahi aturan." -Ini antara KITA, RASA, dan Aturan-Nya.- *** "The sunset is beautiful isn't it?" gumam Senja pelan. "Hu'um. Sunset memang indah, tapi Bukan dengan perpisahan. Aku terima keputusan kamu untuk kita menikmati kata the sunset is beautiful isn't it sampai kita bisa merangkai kata selanjutnya," sahut Askara mengangguk setuju. "Kata selanjutnya? Maksudnya?" tanya Senja bingung. "Iya, sampai kata the sunset is beautiful isn't it berubah jadi the moon and sunrise is beautiful isn't it," jawab Askara. penuh keyakinan. "Kamu yakin kalau bakal tercipta itu di antara kita?" "Harus yakin. Hal pasti aku akan terus berusaha. Mulai sekarang akubakal berusaha kerja keras untuk persiapan finansial, kontrol diri untuk persiapan mental, dan kontrol ibadah untuk persiapan agama supaya aku bisa ngerayu Allah untuk ini. Sampai ketemu di titik terbaik menurut takdir Aruna Senja Darmawangsa. Semoga kita bertemu lagi dengan versi terbaik masing-masing, supaya kita saling merasa beruntung nantinya. Ana uhibbuki fillah," jelas Askara menghembuskan napas kasar. "Selamat berkelana, Tuan. Semoga takdirmu dan takdirku bisa menyatu secara sempurna. Ana uhibbuka fillah wakafa billahi syahida."