Rasanya takdir selalu tidak berpihak kepadaku. Kebahagiaan satu datang, lalu pergi diambil lagi. Masa putih abu-abu mungkin masa yang menyenangkan untuk para remaja sekolah. Tapi tidak menurtku, bagaimana bisa aku bilang menyenangkan kalau pun selalu dirunduk kesedihan. Seorang lelaki datang menghampiri begitu saja, mencoba perlahan menembus batas teritorial yang aku gariskan. Aku tidak sadar, aku tengah terlena. Tapi... hal itu juga membuatku nyaman. Sampai-sampai aku tersadar lagi, bahwa takdir tidak pernah berpihak kepadaku.