"Kenapa dah si tama ngebet bener mau pacarin gue. Dia gatau aja umi abi gue garangnya melebihi macan. Ihh ngeriii" ucap salsa "Tapi semisal ga dilarang gue juga ga mau si. Ya kali cewe secantik gue, cucu kyai pula. Masa mau pacaran. Ga bisa nanti apa kata suami gue coba. Bisa ribut tiap waktu perkara gue punya mantan" "Eh tapi nikah kan masih jauh, calon aja ga ada" "Ya allah mudah-mudah an calon caca nanti seorang gus ya kan hamba ning. Ga juga si. Ya pokoknya intinya jodoh hamba kelak yang paham agama, laki-laki pastinya, terus cuek sama orang lain tapi manja sama hamba xixi terus apa yaa oh ya mapan" "Contohnya gini ya allah, mapan rupa, mapan harta, mapan jiwa raga menghadapi hamba yang sering ga jelas kelakuannya ini. Ga muluk-muluk kok ya allah gitu aja cukup xixi" "Eh tapi mapan yang barusan itu kayaknya agak gatau diri ga si mintanya, gapapa kata umi dan abi kalau do'a harus yang muluk-muluk xixi" Seperti itulah ocehan salsa dengan dirinya sendiri tentu saja. Tanpa disadari umi salsa, Tika. Melihat kejadian itu. Dia bersyukur meskipun putrinya bar-bar, ia tak pernah melupakan kewajibannya ataupun larangan yang telah disampaikan orang tuanya. ~Selamat membaca~