"Hari ini ga dulu, kak. Aku capek." Jeno menepis tangan Mark yang meraba-raba bagian pinggang rampingnya. "Lo nolak gue?" Tatapan tajam Markava layangkan pada Jeno. Mau menolak pun rasanya Jeno kalah cepat dengan belah bibir Mark yang memangut kasar bibirnya. Jeno mematung dan pasrah kemana alur selanjutnya yang akan Mark berikan. Kalau Jeno berontak, maka Mark akan lebih kasar dari pada ini. Oleh sebab itu, Jeno hanya diam menutup mulutnya menahan desahan, berjaga-jaga agar Mark tak menyetubuhi lebih brutal dan keras. *** Suaminya- Markava Djung, membenci Jenoza Hardananta sampai ketulang-tulang. Andai saja malam itu ia tidak lalai dan menabrak dua pejalan kaki ditrotoar, mungkin Mark sudah bahagia menikah dengan pujaan hati. Dan bukannya menjalani pernikahan sialan dengan Jeno yang bagi Mark- senyuman palsunya membuat Mark muak, terlalu banyak kepalsuan dan kemunafikan Jeno dalam pencitraan pernikahan sialan ini. arthmetta, 2022