HANYA BISA DIBACA LENGKAP DI INNOVEL/DREAME.
Dalam hidup aku berharap setidaknya, SETIDAKNYA LHO INI, menikmati indahnya romansa manis dan hidup makmur. Namun, dunia tidak seindah gambaran novel romansa. Keluargaku biasa saja, setiap cowok yang aku taksir menyukai sahabatku, dan aku menghabiskan masa muda dalam kesia-siaan.
"Bila ada kehidupan selanjutnya, maka aku akan hidup sesuai dengan kehendakku!"
Dan begitulah, kehidupan pertamaku berakhir. TAMAT.
***
Iya sih aku berharap hidup kaya-makmur-luar-biasa, tetapi bukan sebagai tokoh antagonis novel dewasa! HELP!
Alih-alih mendapat kesempatan sebagai tokoh sampingan kaya raya, aku justru menjadi antagonis bernama Adel yang mati sengsara di tangan Big Villain, yakni Morgan, karena telah melakukan perundungan kepada saudari kembarnya, Flora, semasa di bangku SMA.
Hei enak saja, aku tidak rela melepas kesempatan hidup makmur begitu saja! Harus ada perubahan! Aku harus bertahan hidup. Oke, maka aku akan menyusun rencana penyelamatan masa depan, disingkat RPMD!
Satu, jauhi ketua osis yang naksir Flora. Aku tidak butuh mengejar lelaki yang tidak mungkin diraih. Hiks. Cukup sekali saja cinta bertepuk sebelah tangan.
Dua, minta maaf kepada Flora. Sebisa mungkin tinggalkan kesan baik agar Morgan menjauhi keluarga besar Adel.
Tiga, menjalani hidup sehat sampai dewasa dan tua.
BUT, kenapa Big Villain masih mengincarku? Apa yang salah dari RPMD buatanku? Lalu, kenapa semua orang yang ingin aku jauhi justru memilih merapat kepadaku?
Hei, biarkan aku hidup damai dengan pekerjaanku. Tinggalkan aku. Oke?
Adrian selama bertahun-tahun memperlakukan istrinya, Liana, sebagai sesuatu yang tak berharga. Kata-kata dinginnya menusuk lebih tajam dari pisau, dan ketidakpeduliannya lebih menyakitkan daripada luka fisik yang ia tinggalkan. Namun, perlahan, tanpa ia sadari, perasaan aneh mulai tumbuh di hatinya. Sesuatu yang seharusnya ia sadari lebih awal.
Tapi saat kesadaran itu datang, semuanya sudah terlambat. Liana telah pergi, terbaring kaku di tempat tidurnya tanpa pernah tahu bahwa suaminya akhirnya telah berubah. Rumah yang dulu Adrian anggap tempat berkuasa kini terasa seperti neraka yang menghukumnya dengan keheningan dan penyesalan.
Dalam keputusasaan, Adrian memilih mengakhiri hidupnya. Ketika ia membuka mata, ia menemukan dirinya kembali ke masa lalu. Waktu memberinya kesempatan kedua. Namun, bisakah ia menebus dosa-dosanya, ataukah takdir hanya mempermainkannya sekali lagi?