Sebenarnya kenangan apa yang membuat mu paling malu selama hidup?
Jatuh di selokan saat kecil? Atau melakukan tindakan bodoh di tempat umum?
Sepertinya kejadian paling memalukan bagi Kanaya Anandara masuk di poin ke dua.
Si remaja lugu yang penampilannya jauh dari standar kecantikan di negeri ini.
Perempuan itu meremas kedua tangannya yang telah berkeringat dingin. Setelah mengumpulkan tekadnya, ia berjalan dengan pelan menghampiri Gilang--Laki-laki yang selalu meminta bantuannya.
Remaja laki-laki bertubuh tinggi itu tengah sibuk mengecek sound sistem dengan beberapa teman kelasnya yang lain.
"Gilang."
Gilang menghentikan kegiatannya dan menatap Naya dengan sebelah alis terangkat. "Aku suka sama kamu Gilang."
Seketika suara riuh di lapangan membuat suasana membuat Naya malu, tapi ia tahan demi mendengar jawaban Gilang. Naya menatap mata Gilang yang cenderung tenang, tidak terkejut, raut jahil, ataupun ancaman yang selalu ia tunjukkan.
"Bodoh." Jeda selama beberapa detik. "Gue gak suka lo buntel, jangan salah artikan ke baikan gue selama ini." ditolak di tempat umum saja sudah memalukan.
Yang lebih parah dari itu adalah Gilang menolak dirinya dengan pengeras suara, hingga penolakan itu terdengar di seluruh lingkungan sekolah.
Semenjak kejadian itu hidup Naya luar biasa tersiksa sampai pada tahap yang paling mengerikan dan tidak pernah ia duga akan terjadi dalam hidupnya.
Percobaan pemerkosaan yang membuat ia benar-benar semakin membenci Gilang. Sebenarnya bukan laki-laki itu pelakunya. Namun itu adalah kebenaran yang ia percayai, padahal ada orang lain yang telah mengincarnya.
---
Mari bantu Naya untuk mengungkapnya.
Happy reading.