MENTARI UNTUK MUARA

Riana Mentari, usianya 21 tahun. Orangnya easy going, slengean, dan nggak ada yang tau kalau dia menyimpan luka masa lalu yang begitu parah, sehingga ia selalu punya kecenderungan untuk menyakiti dirinya sendiri. Pekerjaannya sebagai seorang penyanyi dan guru kesenian di sebuah SMA membuatnya banyak dikagumi lawan jenis, tapi ia enggan menanggapinya secara serius, karena ia telah terlalu sering patah hati. Dan kini, insiden patah hati yang ke-sekian kali membawanya berlibur ke pulau dewata bali, dan disana semua perubahan harinya dimulai.
Muara Devan Mahendra adalah seorang musisi yang terpaksa harus menguburkan dalam-dalam cita-citanya untuk sekolah seni, karena keterbatasan biaya. Ayahnya yang sudah sering sakit-sakitan memaksanya untuk mengambil alih tanggung jawab sebagai seorang tulang punggung keluarga. Bertolak dari rumahnya di Surabaya, Muara memilih Bali sebagai tempat pembukaan ladang pundi-pundi rupiah, karena bisnis hiburan disana lebih menjanjikan. Selain itu, ingin mandiri adalah salah satu alasan Muara juga untuk pindah ke sana, dan dengan begitu juga, ia bisa fokus bekerja tanpa harus memikirkan kondisi rumah dan keluarganya yang belum mengalami perubahan yang berarti. Dan seolah semesta telah mengaturnya, pertemuan Muara dengan sesosok gadis patah hati yang meminum bergelas-gelas wine di bar tempatnya bekerja, ternyata mampu menjungkirbalikkan hari dan dunianya.
Tapi sebenarnya, kisah ini tidak hanya berpusat di dunia kecil mereka, masih banyak hal-hal serta tokoh-tokoh lain yang akan ikut meramaikan dan mempermanis cerita ini. Apakah kalian sudah siap? Kalau sudah, mari kencangkan sabuk pengaman kalian, dan kita akan meluncur pelan-pelan, masuk ke dunia kecilku dalam cerita sederhana ini. In one, to, three, go!