Story cover for INI BUKAN MAUKU!  by amanda_marwah
INI BUKAN MAUKU!
  • WpView
    Reads 6,044
  • WpVote
    Votes 418
  • WpPart
    Parts 11
  • WpView
    Reads 6,044
  • WpVote
    Votes 418
  • WpPart
    Parts 11
Ongoing, First published Mar 24, 2022
Mampir, yuk! ceritanya menarik, loh. Cerita ini mengandung bawang (kalo aku berhasil membuat kalian masuk kedalam cerita ini) 

"Bapak tanya sekali lagi, siapa pemilik benda ini?" Hasim menunjukkan benda pipih bergaris dua di tangannya. Gadis itu menangis, lalu berlutut di depan Sang Bapak. 

"Maaf'kan  Sabina, Pak." Wanita itu terus menangis memohon ampun dari  Hasim. 

"Apa kamu tahu? Kamu sudah melempar kotoran pada wajah Bapak!" wanita separuh baya yang menyaksikan itu tak bisa berkata ataupun membela putri semata wayangnya. Ia hanya bisa menangis dan tak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh putrinya. 

"Siapa Ayah dari anak ini, Sabina?" gadis itu menggeleng pelan. Wajahnya tertunduk tak berani menatap hasim yang wajahnya bergitu menyeramkan saat amarah menguasainya. 

Langkah seorang pria berjalan memasuki ruangan keluarga di rumah tersebut. "Ada apa ini?"

"Salman, adikmu sudah mencoreng nama baik keluarga kita!" jawab pria yang masih terkuasi oleh amarahnya. 

"Mencoreng bagaimana maksud, Bapak?" alis Salman mengernyit. Lalu, tangannya meraih benda pipih yang diberikan oleh Hasim. "Apa ini, Sabina? Kenapa kamu bisa berbuat seperti ini?"

"Maaf'kan Sabina, Bang," lirih gadis itu. Hatinya begitu hancur saat semua orang yang Ia sayangi begitu kecewa terhadap dirinya. 

"Tidak bisa dimaaf'kan." Hasim menarik tangan Sabina dengan kasar. "Cepat berdiri! Kamu tak pantas berada di rumah ini!" pria tua itu mencoba membawa Sabina keluar dari rumahnya. 

"Bapak!" pria itu memberhentikan langkahnya saat istrinya berseru padanya. "Sabina sedang hamil. Apakah Bapak tega mengusir Sabina dari rumah ini?"
All Rights Reserved
Sign up to add INI BUKAN MAUKU! to your library and receive updates
or
#176dramarumahtangga
Content Guidelines
You may also like
HAGA : Becoming the Father of the Villain Twins by lizeaxy
46 parts Ongoing
Haga jadi ayahh?? [KARYA AKU ASLI YA. BUKAN TERJEMAHAN] Haga tadinya adalah seorang laki-laki biasa yang bekerja keras sedari remaja untuk menghidupi dirinya dan adiknya. Namun, sekarang Haga malah bertransmigrasi ke novel yang sering dibaca oleh adiknya. Yang lebih buruknya lagi peran Haga adalah seorang ayah yang sering mabuk-mabukan, memukuli orang, bermain dengan banyak wanita, dan melakukan kekerasan. Ditambah lagi, ia harus menjadi seorang ayah dari kedua anak kembar yang di masa depan akan menjadi antagonis dalam novel tersebut. Ini seriusann??? -Haga **** Ayah" suara anak kecil membangunkan Haga yang sedang tertidur. "Ayahh" panggilnya lagi membuat Haga merasa risih. "Ava lapar, ayah" suara anak kecil itu masih memenuhi telinga Haga. "Kalo laper masak lah" Haga yang tadinya masih tertidur dalam posisi telentang, langsung membalikkan badannya hingga memunggungi asal suara. "Tapi nggak ada makanan yang bisa dimasak, Ayah. Kian butuh makan, badannya panas" "Ayah, Ava mohon. Kian sakit. Harus makan" "Ayah" tidak henti-hentinya anak kecil itu menganggu Haga. Haga tadinya merasa risih dan kesal karena tidurnya diganggu. Namun, tak lama ia merasakan ada hal yang aneh. 'Ayah??' Mengapa ada yang memanggilnya ayah? Mana mungkin adiknya memanggil dirinya ayah 'kan. Menyadari keanehan itu, Haga langsung membuka matanya. Ia dapat melihat seorang anak kecil perempuan dengan badan yang sangat kurus dan tubuhnya penuh luka. Rambut panjangnya yang berwarna pink bergelombang juga terlihat kusut tidak beraturan. "Kamu.... siapa?" ⚠️ Warning ⚠️ - Slow update - Buat yang mau plagiat, hushhhh sana jauh-jauh, pergi dari sini
SAYANG by snailmin_
3 parts Complete Mature
"AAAAAAA," teriak ibu-ibu. "Apa itu hyung?" tanya Liya. Hyung bergegas menghampiri jeritan tadi, dan ternyata ada mayat yang sudah terlntar diatas aspal. "Permisi," ucap Liya. "Tolong panggil ambulan," teriak hyung. Liya menghubungi perawat Kio dan langsung bergegas kelokasi korban. dirumah sakit "Itu mamah aku hyung," ucap Liya. Hyung terdiam karena tau itu mamahnya, Liya lemas dan duduk, Liya mengeluarkan air mata perlahan-lahan, hyung pun memeluk Liya yang sedang sedih peninggalan Rinda. "Dokter Xim ini ada kertas dari kantong korban," ucap perawat Kio. Perawat Kio memeluk Liya karena Liya masih menangis sesak, hyung melihat isi tulisan dikantong korban, dan ternyata tulisn itu untuk Liya. "Liya, baca ini" ucap hyung. tulisan "Sayang Liya, maafin mamah, mamah ingin memberi kamu surat ini mama baru sadar, mamah sudah berlebihan, mamah punya pacar saat mamah belum menikah, dan saat orang tua mamah menjodohkan mamah dengan tetangga, nah jadilah papah kamu, mamah sama papah suka berantem karena mamah selalu ketahuan kalau mamah punya pacar, papah kamu bilang mamah selingkuh dan memukuli mamah, mamah tau mamah salah dan sekarang papah kamu bukan meninggal tetpi papah kamu pergi menghilang gak tau kemana, pacar mamah sangat tidak suka sama Liya jadi berhati-hatilah dengan Andi, dia namanya andi, tolong dokter Xim saya minta tolong jaga Liya jangan sampai Liya disentuh oleh Andi. Dari mamah/Rinda." Liya saat membaca tulisan itu Liya malah nangis kejar dan memukuli dadanya, tetapi hyung menahan tangan Liya untuk berhenti memukuli dadanya. "Lepasin hyung," ucap Liya. "Kamu boleh nangis tapi jangan menyiksa diri kamu, ini bukan salah kamu dan kamu jangan memukuli dada kamu yang gak bersalah," ucap hyung. Hyung memeluk Liya dan menenangkan Liya, dari kejauhan perawat Ani melihat Liya dan hyung berpelukan, Ani sangat tidak suka hyung dekat dengan cewek lain kecuali dia. "Gua akan membuat lu nyesal Liya," ucap perawt Ani.
Berlian Kagastra  by sintyananabila
20 parts Complete
Apa jadi nya kalau kalian yang malem-malem gabut terus keluar rumah tanpa izin, pulang-pulang malah bawa bayi?. Itu yang di alami oleh si kembar empat. Habis di omelin, diam-diam keluar rumah tengah malam karena gabut, eh malah denger suara bayi nangis. Mau kabur tapi penasaran itu bayi beneran atau bayi jadi-jadian. Kalau di samperin takut, kalau memedi gimana?. Dan betapa puyeng nya papa Samudra yang punya anak kelakuan ajaib semua. Tenang engga, stress iyyap. "Pulang dah yok! Gue takut!", "Sabar elah! Kalau bayi beneran gimana? Tega Lo biarin bayi malem-malem di luar gini?", "Kalau bayi jadi-jadian gimana?!", "Ya tinggal gue buat penawaran, Lo gue jadiin seserahan ke setan nya", "HARJA MONYET!!! GUE MAKAN SINI LO ANJAY!", "Tenang kak, ada Zayn yang bakal ngelindungi kita", "Kok gue?", "Ya kan badan Lo gede, kalau setan nya macem-macem bisa Lo tampol... Nggak mungkin kalau gue yang nge backup, yang ada kalah duluan sebelum perang", . . . . "KALIAN MASIH KECIL KENAPA UDAH PUNYA ANAK?! NGAKU SAMA PAPA! ANAK SIAPA?!", "Anak orang lah pa-", "Papa nggak ada bilang anak memedi ya pinter!", . . . . "Dulu Lo lucu lho, kok sekarang kayak monyet lepas kandang ya kelakuan Lo... mau gue balikin ke habitat Lo, takut nya Lo nyaman di sana", "Jahat bener, masa Juan mau di kembaliin ke hutan...", "Tenang Ju, selama ada Caleo, bang Harja nggak akan bisa bawa Juan ke hutan", . . . . Yuk kepoin yukkk, kisah keluarga lagi nich. Nggak absurd bin ajaib bukan Kagastra family nama nya.
You may also like
Slide 1 of 10
Kami Tumbuh Dari Ledakan cover
Naomi Life's Story cover
"Cemara tapi di dalam nya berantakan" cover
HAGA : Becoming the Father of the Villain Twins cover
Air Mata Cinta Di Teras Syurga ( SELESAI ) cover
[ √  ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun cover
SAYANG cover
𝐒𝐞𝐫𝐩𝐢𝐡𝐚𝐧 𝐀𝐬𝐭𝐚𝐦𝐚𝐥𝐚│〚𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓〛 cover
Mahligai Cinta [END]✓ cover
Berlian Kagastra  cover

Kami Tumbuh Dari Ledakan

30 parts Ongoing

Di sebuah rumah yang lebih sering berisik oleh bentakan daripada tawa, tiga anak tumbuh dari puing-puing cinta yang retak. Ara, si sulung yang belajar menjadi atap saat bapaknya lebih sering pergi ketimbang tinggal. Rei, anak tengah yang mencoba menjadi lelaki tanpa pernah punya contoh. Dan Zea, si bungsu yang bersembunyi di balik boneka bermata satu sambil bertanya dalam hati: "Apa semua rumah seperti ini?" Saat rumah yang dulu mereka sebut "pulang" tak lagi memberi tempat, satu per satu dari mereka harus memilih: tinggal dalam reruntuhan, atau membangun sendiri pondasi baru-meski dengan tangan gemetar. Ini bukan kisah keluarga yang sempurna. Ini kisah tentang bertahan meski tidak utuh, tentang anak-anak yang tak ingin mewarisi luka orang tuanya. Dan tentang keberanian untuk berkata: "Ledakan itu berhenti di sini." Karena tumbuh dari kehancuran... bukan alasan untuk mencintai dengan cara yang menyakitkan.