oke, let's get it!
"Gue sampe bingung mau ngumpat apa lagi buat lo bedua, asli! sangking BEGO nya!" ucap Ronald dengan akhir yang penuh penekanan.Namun kedua insan dihadapan Ronald hanya menatap nya datar.
"Lo kenapa sih? gue bingung, Nald? "
"iya sama! apalagi gue, tambah gak ngeh lo bicara apaa?"
"Tuhan! capek Ronald berteman dengan kedua makhluk mu ini." Ronald meninggalkan mereka berdua.
Max dan Quin. Insan berbeda jenis yang dipersatukan oleh Tuhan sejak usia yang begitu belia. Entah mengapa? apa memang garis takdir mereka mengukir seperti itu?
Mereka terlalu naif untuk menyadari apa yang tumbuh diantara keduanya. Hidup bersama membuat mereka begitu dekat bagai hidung dengan upil nya. Max selalu ingin direpoti bahkan dibutuhkan oleh Quin, sama hal nya dengan Quin yang tidak bisa bertindak tanpa uluran tangan Max.
Ini yang menyebabkan beberapa oknum sangat greget terhadap keduanya. Terutama Ronald yang tiada hentinya menjelaskan hingga mungkin berbusa, bahwa hubungan Max dan Quin bukan lagi dikatakan sebatas pertemanan. Ronald dengan gemas berkata, "heh! lo bedua tuhh udah pake rasaaaaaa! gak mungkin real like friendship, right?! Lo cinta Quin, Max. Dan sebaliknya Quin, lo juga punya rasa yang sama! "
kedua nya kompak menjawab "NO! WE JUST A FRIEND, NOT MORE THAN BULLSHIT, THEN YOU CALLED LOVE! "
oke gais, Ronald menyerah!
"Dia pacaran sama salah satu guru di sekolah kita. Dan sering main ke rumah guru itu, bahkan berteman baik sama anak gurunya. Adek lo," ungkap Antala.
Sergio diam sesaat.
"Ha? Gimana?"
"Dia pacar Pak Damian, bokap lo."
Poker Face boy VS Girl Bos
×××
Update setiap hariii!!