Ada satu kafe kecil di kota yang sangat ribut. Kafe itu tidak memiliki pintu, maupun jendela, hanya tembok besar dengan lubang berbentuk hati di tengahnya. Di samping lubang itu terdapat satu telepon antik untuk memesan kopi, mendengar lelucon, dan tentunya sesi curhat dengan pemilik. Konon apabila kau curhat dengan pemilik, maka masalahmu akan lenyap. Tidak ada yang tahu siapa pemilik, atau bagaimana bisa, yang kau perlu tahu adalah pemilik bisa dan siap melayanimu dengan senang hati. Di masa akhir SMA, Amara dan Kevin menghabiskan waktu mereka untuk mengetahui keberadaan pemilik itu.