Kata mereka, cinta datang karena terbiasa. Tapi sebagian manusia hampir lupa, bahwa cinta juga bisa hilang dengan hal yang biasa. Mencari jati diri merupakan tujuan setiap insan, tetapi bila jalan pencarian itu terpanggal, bagaimana caranya mencari pintu keluar? Mungkinkah sesuatu yang cacat bisa bertahan menjadi anugerah terindah dari Tuhan? Atau mungkin, kesengsaraan memang lahir karena buah dari hasil kesalahan? Haruskah jiwa yang suci mendapat elegi? Bisakah gadis manis terbebas dari butiran tangis? Nea, satu jua dengan seribu luka