"Adikku yang manis. Jangan menangis. Aku tahu ini berat, maka kuhadiahi setiap tangisanmu selanjutnya menjadi hari bahagiamu!" Kakaknya tersenyum dan mengusap air matanya. Wilhelmina Aabye hanya seorang puteri kerajaan biasa yang kerajaannya sedang diserang pemberontak. Ucapan dari kakak ketiganya itu membuat tangisannya bertemu kembali dengan keluarganya. Kembali berusia sepuluh tahun, ia pun bertekad untuk tetap tinggal dan mengulang harinya sebelum kemalangan mulai mendatanginya di usia yang ke-17. Di siklus berulang itu, tiba-tiba ada seseorang yang menemui, memarahi dan mengutuknya. "Dasar cengeng! Kau tahu apa yang telah kau perbuat dengan tangisanmu itu? Kukutuk kau tidak bisa menangis lagi selamanya!" Dia membentak.
15 parts