Story cover for Just Kidding by dvs22sdv
Just Kidding
  • WpView
    Reads 2,741
  • WpVote
    Votes 160
  • WpPart
    Parts 10
  • WpView
    Reads 2,741
  • WpVote
    Votes 160
  • WpPart
    Parts 10
Complete, First published Apr 02, 2022
Mature
[Undies Connoisseur Series]
Antony's Unwise Fraudulence


Akibat terbawa suasana setelah sekian lama ia akhirnya berjumpa kembali dengan kekasihnya, malam itu ia kebablasan. Oopsie!

Di tengah kekecewaannya karena hanya satu garis muncul pada test pack yang dibelinya, ia malah dihadapkan oleh penolakan dari wanita idamannya yang enggan memiliki keturunan.

"I hate kids!" teriak kekasihnya galak.

Padahal ia yakin seratus persen kalau pernyataannya barusan itu salah. Buktinya, wanita perfeksionis, gila kerja, dan selalu emosian itu terlihat bahagia saat bermain dengan anak temannya.

Apa ia sanggup menggulingkan pendirian kekasihnya yang terlalu keras kepala?

Yang pasti, ia akan mencoba segala cara untuk menyadarkannya. "I'm not that desperate!" bantahnya tidak suka. Abaikan dia, karena metode yang digunakannya memang terbilang bodoh.

Tapi, semoga saja usahanya tersebut berhasil.

Fingers crossed.

--

Mature content.

Mengandung unsur kekerasan, bahasa kasar, dan konten dewasa. Mohon bijak dalam membaca.
All Rights Reserved
Sign up to add Just Kidding to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Mas Tion! (A Sequel of Tasha!) by FbeTammbal
52 parts Ongoing Mature
Gue akhirnya nikah juga sama Pakdhe, bos absurd gue yang lebih tua 16 tahun itu. Gue resmi menyandang nama Nasution di belakang nama gue, bukan sebagai ponakan, tapi sebagai istri. Lebih tepatnya, istri yang kayak ponakannya. Gue bingung sama pembagian jobdesk di pernikahan kami. Pakdhe kayak emak-emak, dia lebih jago jadi istri dibandingkan gue. Bahkan, dia jadi ngajarin gue yang dasarnya anak manja. Mulai dari nyuci, masak, ngatur keuangan, dan lainnya. Tentu dengan kesabarannya yang setipis tisu toilet. Sesuai janjinya, Pakdhe berusaha keras memastikan gue selalu hepi di bawah naungannya. Ia seketika berhasil mewakili semua peran yang gue butuhkan di hidup: suami, nyokap, bokap, kakak, sahabat, bos, chef, manajer keuangan, tukang listrik, tukang sayur, tukang cilok, pokoknya banyak. Tapi dia bener, gue harus berhadapan sama monster-monster di dalam dirinya. Trauma, insecurities, cemburuan, posesif, dan ... ... mesum. Duh. Bisa nggak ya gue menghadapi dia? Kalau season satu gue ceritain Pakdhe sebagai bos gue, season dua gue ceritain diri gue sendiri, season tiga ini gue bakal ceritain Mas Tion. Pakdhe yang beralihfungsi jadi suami gue. Note: Third series of Pakdhe!. Baca dulu Pakdhe! dan Tasha! yaa 😄 (Warning some part will be 18+, dedec-dedec jangan baca dulu ya) (Bukan cerita vvokep) #1 in "marriedlife" #1 in "comedy-romance" - June 2025 #1 in "romance-comedy" - June 2025 #3 in "office" - June 2025 #3 in "romantis" - July 2024
You may also like
Slide 1 of 9
Rekonsiliasi Hati ✔ cover
Mas Tion! (A Sequel of Tasha!) cover
Fix! UN1TY Nyebelin! 2 [SELESAI] cover
A NEVER ENDING NIGHT cover
Mantan Lima Langkah [END] cover
Restu cover
Ghost Messenger  cover
Mr. Right For Now cover
Filosofi Jodoh cover

Rekonsiliasi Hati ✔

47 parts Complete

||COMPLETE|| re·kon·si·li·a·si - rékonsiliasi - n - perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan. *** Hidup di tengah masyarakat yang masih kental akan budaya patriaki memang bikin emosi. Sebagai perempuan selalu dituntut untuk bisa segala hal yang seharusnya bukanlah sebuah kewajiban. Belum lagi stigma yang ada di masyarakat yang makin hari makin gak ada akhlak. Tertekan sudah menjadi bagian dalam menjalani masa depan. Tekanan di tempat kerja juga menjadi salah satu penyebab kegilaan ini. Antara tugas dan jam kerja yang gilanya gak masuk akal, tapi gaji yang diberikan tak seberapa. Ini tuh kerja atau perbudakan dengan gaya, bikin capek aja. Mana ada ekspetasi dari orang tua yang makin bikin runyam kepala, astaga begini sekali hidup di tengah cekikan masyarakat. Ini kalau gagal ditengah jalan mau jadi apa coba, mereka terlalu menaruh ekspetasi tinggi padanya. Siap-siap sudah dinikahkan paksa buat menanggung malu akan kegagalan. Padahal nikah juga bukan solusi, malah makin menambah beban masalah hidup. Gini nih kalau jadi anak perempuan, kalau berhasil kagak dipuji tapi kalau gagal siap-siap dijodohin. - Judistia Savrinadeya -