Menjadi anak tunggal kaya raya dengan hobi rebahan setiap harinya sudah cukup bagi Hana. Gadis bodoh yang baru menginjak usia 20 tahun itu memang memiliki sifat dan kebiasaan yang buruk. Pemalas dan penikmat rebahan. Hana sampai membuat list perjalanan hidupnya yang samgat unfaedah. Jadwal Umur 1-10 (masih bocah): Rebahan Umur 11-20 (Masih sekolahan): jadi tetap rebahan Umur 21-30 (Baru belajar dewasa): Rebahan bukan masalah Umur 31-40 (Kerja): tapi banyakin Rebahan. Kerja butuh tenaga. Tenaga didapatkan dari rebahan. Umur 41-50 (Sudah masuk usia tua): Yang tua harus istirahat, jadi lanjut rebahan. Umur 51-60 (Markas utama adalah kasur yang empuk) Jadi: Rebahan bisa setiap saat. Memang itulah Hana dengan mengandalkan semua harta kekayaan kakekknya Hana bisa dengan bebas bersikap layaknya tuan putri. Apalagi setelah kelulusannya dari SMA tahun kemarin, Hana lebih memilih untuk menganggur satu tahun sebelum akhirnya benar-benar masuk ke dunia perkampusan. Namun rupanya nasib tak berpihak padanya. Impiannya untuk rebahan malah teralihkan menjadi perawat di salah satu rumah sakit. Lebih parahnya lagi, itu rumah sakit jiwa. Bukan tanpa alasan, karna ini adalah perintah lansung dari Sultan pertama. Siapa lagi kalau bukan kakeknya, Pradipta. Disetujui dengan Sultan kedua_alias ayahnya, Dinanta. Kakeknya yang muak melihat tingkah cucunya itu memutuskan untuk mengambilkan Hana masa magang setahun full menjadi seorang perawat di RSJ. Binaraga. Salah satu Rumah Sakit Jiwa terbesar pertama di se-Asia Tenggara. Pradipta adalah Direktur utama dari RSJ. Binaraga. Serta beberapa Rumah Sakit yang tersebar di beberapa bagian di Indonesia. Dan mari kita lihat, seberapa kuat Hana untuk menjalankan tugas mulia dari sang kakek. □□□□ "Kampret. Ini bukan pasiennya yang sembuh, tapi gue yang jadi ikutan gila." -Hanakin Alergian. Mengandung kata-kata kasar🚫⚠ Bijak dalam memilih bacaan.All Rights Reserved