Story cover for AM.PM by Safira_brkh
AM.PM
  • WpView
    Reads 53
  • WpVote
    Votes 26
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 53
  • WpVote
    Votes 26
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Apr 07, 2022
Alangkah baiknya Follow dulu sebelum baca👆

To Tuhan, 

Terimakasih Tuhan, karena Engkau telah menghadirkan kebahagiaan untukku melalui mereka, orang-orang baru yang selalu ada dan bersedia membuatku tertawa. 

Terimakasih, terimakasih banyak... Engkau telah menghadirkan seseorang yang spesial dalam hidupku, redup yang dia buat kembali hidup, diam yang dia buat kembali riang, air mata sendu yang dia ubah menjadi air mata bahagia. 

Atas izinmu, semua luka, duka, lara yang aku alami kini kian berubah membentuk kepingan kebahagiaan. Aku harap kebahagiaan ini terbentuk dengan sempurna dan bukan lagi yang sementara, tetapi abadi.


Enjoy! 

Jangan plagiat!
All Rights Reserved
Sign up to add AM.PM to your library and receive updates
or
#304perhatian
Content Guidelines
You may also like
NEVER CHANGE ME & YOU by ArinaZiza
8 parts Ongoing
"Momen seperti itu sudah jadi mimpi buatku," Ayahku telah tiada, dan kenangan itu tak akan kembali. Namun, di tengah rasa sakit itu, Jea tetap bersyukur. Masih ada ibu yang selalu ada untuk Jea. Beliau seperti punya dua peran dalam hidupku-seorang ibu dan seorang ayah sekaligus. Ibu selalu mewarnai kehidupan anaknya, walaupun terkadang kami suka bertengkar sambil bercanda dalam hal-hal kecil. Tapi Jenna hanya bisa berharap, semoga ibu panjang umur dan sehat selalu. Melihat ibu seperti itu membuat Jea sadar, hidup ini mungkin tidak akan selalu adil, tapi ia punya alasan untuk tetap kuat. Setiap tawa yang ibu bagikan, setiap lelah yang dia sembunyikan, semuanya mengajarkan untuk terus berjalan, meski kadang langkahku terasa berat. Jea sadar, momen seperti di kantin tadi mungkin bukan untuknya, tapi Jea tak akan membiarkan dirinya terus terjebak dalam rasa kehilangan. Karena ada ibu yang selalu berjuang untuk kebahagiaan Jea. "Dan jika ayah dulu adalah pelindung di masa kecilku, sekarang ibu adalah pelita yang menerangi masa depanku" Batin Jea. "Jujur, aku iri sama mereka". • • • • • • Aku hanya anak kecil yang ditinggal oleh Ayah pergi jauh dan tak akan kembali ke dunia ini. -Jeanna Azarina- Ayah, anakmu sudah dewasa sekarang apakah tidak rindu? Apakah Ayah masih ingat wajah anakmu yang mirip sekali dengan Ayah. -Jeanna Azarina- Ayah, aku sangat merindukanmu sangat ingin memelukmu dan banyak hal yang ingin aku bicarakan kepadamu tapi kapan? -Jeanna Azarina- Walaupun aku kehilangan figur seorang Ayah tapi, kalau bukan ini takdirnya mungkin aku tidak bisa kuat dan bertahan sampai detik ini. -Jeanna Azarina- Aku ingin sekali merasakan memanggil Ayah berkali-kali didalam rumah kemudian, ayah menghampiri dan memelukku erat. -Jeanna Azarina- #Kisah nyata penulis #DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK
TROUBLE [TELAH TERBIT] ✅ by inyasidhyaa
34 parts Complete
[BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Tempat yang paling hangat itu, dalam pelukan lembut Bunda. Tempat yang paling aman itu, dalam dekapan lengan lebar Ayah. Saat-saat yang paling menyenangkan adalah saat aku masih bisa menggenggam erat tangan saudaraku. Mereka hangat. Namun aku tidak bisa hidup bersama mereka. Tuhan, peluk aku. Aku lelah. °°° Namanya Devin. Jangan ditanya seburuk apa hidupnya. Buruk. Sangat buruk. Hal naas menimpa hidupnya sewaktu kecil, yang mana memaksanya berpisah dari keluarga sendiri. Ia hidup dengan berjuta luka yang telah tergoreskan. Tanpa ada seorang pun yang datang menolong. Tanpa ada sosok keluarga yang setia menemani. Dirinya terpisah, terkekang, terluka, dan hidup dengan memikul beban berat seorang diri sejak kecil. Hidupnya sangat berkebalikan dengan Devan~kembarannya. Devan memiliki sinar kebahagiaan yang memancar. Devan juga memiliki sosok keluarga dan teman yang selalu ada untuknya. Kebahagiaan selalu menyinarinya, bagai mentari menyinari dunia. Namun ada satu hal yang selalu mengusik hidup Devan selama ini. Tentang kesalahannya yang membuat Devin harus hidup terpisah dari keluarga. Hingga suatu hari, mereka kembali dipertemukan. Namun semuanya telah berubah. Devan semakin terpuruk melihat saudaranya yang kembali dengan sifat yang berbeda. Pendiam, dingin, dan tidak aktif seperti dulu. Tak ada kebahagiaan yang terpancar di mata Devin. Kedua manik mata itu benar-benar menyiratkan cedera parah dalam hatinya. Juga luka irisan di tangan Devin, sebagai saksi tentang kepedihan yang ia pendam selama ini. Dan ini adalah kisahnya... Selamat masuk ke dalam kisah abu-abu seorang Devin Reynanda. Happy reading... #1 in twins / 01/11/20 #1 in sadness / 24/10/20 #1 in sickstory / 23/10/20 #1 in pupus / 13/10/20 Hak cipta dilindungi undang-undang © @inyasidhyaa 2020
You may also like
Slide 1 of 10
Full Of Scratches cover
Tinta Luka [END] cover
Senja Tanpa Senyum [END] cover
Rainie ( END ) cover
Shananda cover
NEVER CHANGE ME & YOU cover
KHALILA AND OTHERS cover
TROUBLE [TELAH TERBIT] ✅ cover
Permainan Takdir [TAMAT] cover
BERISIK (END)  cover

Full Of Scratches

19 parts Ongoing

Jangan lupa vote yaaa! 🤗 Karena dukungan kalian begitu berarti buatku!🤗 ________________________________ Takkan pernah terbayangkan sebelumnya jika kehidupan yang digariskan oleh Tuhan ternyata se-pelik ini. Ia bahkan merasa masalah sangat senang menghinggapi dirinya. Ia hanya bisa berharap akan ada secercah cahaya yang membawa harapannya mengudara bersamaan dengan teka-teki dalam hidupnya dapat terpecahkan. * * * "Saya akan pastikan bahwa seluruh anggota keluargamu akan menanggung akibatnya! Saya bersumpah!!" _ "Manusia mana yang tidak takut mati?" _ "Sebelum pergi, aku hanya ingin mengungkap satu hal agar aku bisa pergi dengan tenang. Hal yang membuatku begitu penasaran setengah mati. Tolong izinkan aku ya tuhan... " _ "Aku hanya ingin tahu kebenaran seperti apa dibaliknya, bukan membuka luka lama. Karena bagaimanapun, luka sudah menjadi teman dalam hidupku sejak kejadian itu. Jadi, meski luka lama itu dibuka atau tidak, aku sudah terluka dengan hebat." _ "Terima kasih telah mengajarkan ku apa arti hidup itu. Aku tidak menyesal dan aku bahagia..." * * *