(Dilarang Copy Paste/Menjiplak/Me-Repost Cerita Ini!)
Genre : All Genre (Fiksi Penggemar)
Akan aku beri sebuah kisah yang menarik dan menguji kalian. Aku tahu sekarang yang mengidolakan ke-7 pria ini semakin bertambah. Dan aku yakin, kalian yang membaca pesanku ini adalah salah satu dari kesekian banyaknya penggila mereka. Ya, aku sadar mereka sangat populer, tampan, sempurna, manis, mapan, seksi dan? Ah, aku yakin kalian bisa menyambungkan maksud dariku tadi bukan? Intinya mereka itu sempurna dari yang tersempurna.
Aku yakin kalian juga bermimpi bahkan sampai ingin memiliki diantara mereka? Bukankah itu sangat sulit digapai? Kalian hanya bisa berharap dan berangan-angan saja. Baiklah langsung keinti saja, apakah kalian ingin mimpi kalian menjadi nyata? Masuk dan menjadi tokoh kesayangan di dalam kisah percintaan mereka? Jadi, daripada memendam mimpi itu, mari aku antarkan ke kisah romansa imajinasi namun terasa nyata. Tapi, kalian harus siap menumbalkan emosi kalian? Aku akan memberikan kisahnya sebagai bayarannya kalian hanya memberi nilai, komentar dan emosi labil yang kalian miliki. Karena tidak semua kisah yang aku tuangkan berakhir manis. Sad dan menyakitkan juga dominan. Jadi, aku sudah memberikan cluenya bukan?
Jadi, jangan menyalahkanku jika cerita ini mempermainkan dan mengaduk-aduk perasaan kalian. Aku hanya ingin menghibur dan memuaskan mimpi kalian dari hasil imajinasi dan pikiranku. Mari, ikuti aku? Tidak lama lagi kalian akan menyaksikan kisahnya. Jangan ragu, ayo! Maju selangkah lagi, dan? Ya, welcome my dear? Semoga kalian suka dan terhibur dengan kisah dari pria-pria indah ini. Ingat! Kisah karanganku ini akan menguras emosi kalian!
Stay here "Love Story With Them"
⚠️DALAM TAHAP REVISI ⚠️
FOLLOW TO READ READER!!!
Sejak kepergian kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis, kehidupan seorang gadis muda berubah menjadi mimpi buruk. Ia tinggal bersama ketujuh kakaknya-orang-orang yang seharusnya menjadi pelindung dan penghibur, namun justru menjadikannya kambing hitam atas kehilangan mereka.
Tanpa bukti dan tanpa alasan yang masuk akal, ketujuh kakaknya menuduhnya sebagai penyebab kematian orang tua mereka. Hati yang dulu penuh kasih berubah menjadi bara amarah yang terus membakar, menciptakan jurang dalam keluarga mereka. Gadis itu hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah yang tak pernah ia pahami, terpenjara oleh luka yang ditinggalkan oleh keluarga sendiri.
"Apa salah ku?" ucapnya dengan suara lirih, tak mengerti mengapa ia harus menanggung semua ini.
"Oppa, maafkan aku... hiks."
"Arghhh! Jangan siksa aku lagi!" teriaknya dalam ketakutan, tubuhnya gemetar setiap kali langkah kaki para kakaknya mendekat.
"Oppa... tolong aku... bantu aku... hiks..."
"Eomma... Appa... aku rindu... bawa aku pergi... hiks..."
Hanya rasa rindu yang menjadi temannya setiap malam. Rindu akan pelukan hangat sang ibu, dan suara tenang sang ayah. Di tengah gelapnya kebencian yang terus membayangi, apakah masih ada secercah harapan untuk gadis kecil itu menemukan cahaya dan kasih yang hilang?