"Belgliot!" Gadis yang lebih memilih menjadikan buku-buku didepannya sebagai penopang tidur terkejut dengan suara wanita parah baya yang memekikkan telinganya. Siapa lagi kalau bukan ibunya--Aynu. "Ibu berulang kali aku bilang jangan panggil Belgliot. Panggil aku Aunur ibu," kata gadis itu kesal telah diusik dalam tidurnya. "Ibu memiliki hak memanggilmu Belgliot apa kau lupa nama lengkapmu Belgliot Aunur Aofha. Seorang gadis cantik yang menggembirakan yang menjadi cahaya penyelamat." "Iya aku tahu ibu. Ibu mengatakan sudah ribuan kali ibu mengatakan sekali lagi aku kasih piring pecah," sahut gadis itu kesal. "ada apa ibu membangunkanku?" "Bisa-bisanya kamu tidur dengan buku-buku ini. Apa kamu lupa sekarang belalang bermunculan dimana-mana kamu harus lebih giat lagi menyelesaikan semua ini. Ibu datang kemari untuk memberikan kamu tambahan buku lagi. Waktu kita tidak banyak, bumi sudah semakin menua. Bencana terjadi dimana-mana kita harus siaga," kata Aynu dengan wajah serius.