Story cover for Arsip Senja: Vita Febriani (TAMAT) by pirhijauu
Arsip Senja: Vita Febriani (TAMAT)
  • WpView
    Reads 1,102
  • WpVote
    Votes 196
  • WpPart
    Parts 32
  • WpView
    Reads 1,102
  • WpVote
    Votes 196
  • WpPart
    Parts 32
Complete, First published Apr 14, 2022
Kalau di dunia ini benar ada tongkat sihir, aku ingin menghilangkan Noval Valeto dari muka bumi ini, menghilangkannya dari kehidupanku. Sejak kehadirannya diumurku yang kesembilan, semua menjadi berantakan. Ragaku jelas terlihat hidup, namun jiwaku bak telah dikubur hidup-hidup.

Aku bertekad untuk tidak memiliki hubungan apapun dengan Noval. Namun Ketika klub jurnalistik ditugaskan meliput kegiatan klub bulutangkis untuk artikel sekolah--klub tempat Noval dan temannya, Evan, berada--hidupku semakin berantakan. takdir, seperti biasa, selalu kejam. Masalah dengan Noval, serta yang lebih parahnya, Aku malah dicap seantero sekolah sebagai pelakor. Semua mulai terurai tanpa bisa kucegah.

Gosip murahan, masalah keluarga, dan tuduhan "pelakor" di sekolah membuat hidupku hancur total.

Entah kenapa, rasanya hidupku sudah terlalu sial. Mungkin tongkat sihir itu memang ada, lebih baik aku menghilangkan diriku sendiri. Atau... mengembalikan semuanya dari awal, membuat aku, Vita Febriani tak perlu terlahir.

___________________________________________
HAK CIPTA KARYA INI DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG! 

TERUNTUK PLAGIATOR AKAN DITUNTUT SESUAI HUKUM YANG BERLAKU!

Enjoy Reading gess!

Salam Pirhijauu.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Arsip Senja: Vita Febriani (TAMAT) to your library and receive updates
or
#13populer
Content Guidelines
You may also like
Sebatas Kekangan [END] by Kagaminetiv
56 parts Complete
[Tahap Revisi, prolog - part 11 telah revisi, part 12 sampai seterusnya belum revisi] Kekang adalah besi gerigi yang dipasangkan pada kuda. Aku adalah kuda itu yang tidak pernah menikmati kebebasan. Hidupku hanya Sebatas Kekangan. Di saat kalian tidur terlelap, aku harus bekerja. Di saat kalian tertawa, aku harus disakiti. Di saat kalian kesusahan, aku harus selalu ada untuk kalian. Tapi, di saat aku terperangkap dalam sebuah kekangan. Kalian adalah pelakunya. Di mana letak kesalahanku? Nenek, bisakah kamu membagikan sedikit kasih sayang kepadaku? Aku tidak pernah meraung, tapi hari ini kulemah. Izinkan cucumu ini untuk merasakan sedikit kasih sayang dari nenek, apakah boleh? Ini adalah kisah dari Stella Andriani, cucu kandungnya Reniola Andriani yang tidak pernah diberikan kasih sayang. Kasih sayang Reniola hanya diberikan kepada Calvina Andriani, kakaknya Stella. "Nama kamu adalah Stella, nggak pakai Andriani. Jangan pernah memakai nama belakang dari keluarga saya, MENGERTI?!" ***** Denish Putra Alexander, pria tampan yang berusia tiga puluh lima tahun, tiba-tiba muncul di tengah kehidupan Stella yang kelam. Ia membawakan sebuah perjanjian nikah. "Jangan pernah belajar untuk mencintaiku, kamu boleh meninggalkanku kelak," - Denish Alexander Putra. ***** -Hidup kamu seharusnya menjadi mariposa yang bebas terbang di angkasa, bukan kuda yang dikekang dalam jeruji besi- Start: 04 Oktober 2020 End: 08 November 2020 ⚠️Warning⚠️ - Cerita ini akan membuat mata Anda berkaca-kaca - Terdapat adegan yang tidak patut ditiru #50 baper #24 sedih #4 berjuang #9 sadstory #1 kebebasan #1 kejahatan #1 kuda #1 musibah #1 sebatas #1 tidak adil #1 generalfiksi #1 mengekang #1 terlukai
You may also like
Slide 1 of 10
SUARA BIA (TAMAT) cover
Zero cover
Back to Begin Again cover
Sebatas Kekangan [END] cover
Kinan's Life Story (SELESAI) cover
Jejak Tak kasat Mata (END) cover
Inside You cover
ANKARA (COMPLETE) cover
When eyes whisper of Love (Tamat) cover
Bungsu Tongkrongan cover

SUARA BIA (TAMAT)

47 parts Complete

"Bia, Ibu tahu, ini semua hanya keisenganmu untuk lari dari hukuman. Tapi hukuman tetaplah hukuman, Bia. Kau tidak bisa lari dari itu." Lanjut sang Guru menyadarkan Bia dari lamunannya. Sorot matanya penuh kekecewaan. Tangannya mengepal, mencengkeram erat rok biru yang ia kenakan. Ia merasa tersudut. Tak ada yang mendengarkannya. Tak ada yang memahaminya. Tidak kedua orang tuanya, tidak juga tempat yang konon disebut rumah keduanya. Sekolah. Sedetik kemudian Bia bangkit dari kursi. Mengambil kertas dan pena yang ada. Lugas, ia menuliskan sesuatu dengan tangan kecil yang penuh luka itu. Getar terlihat dari tangannya. Guru itu memandang bertanya-tanya. Namun Bia tak peduli. Ia meletakkan pena itu, lalu dengan cepat melipat kertas itu. Tanpa permisi, Bia meninggalkan ruangan dan sang guru yang masih tak mengerti aksi apa lagi yang akan dilakukan siswi itu. Langkahnya cepat. Tujuannya terhenti pada kotak saran yang usang. Kotak yang terbuat dari kayu itu tampak berdebu dan diselimuti sarang laba-laba. Bia menelan salivanya. Menatap lurus pada kotak itu dengan sedikit sisa-sisa harapan yang ada. *** ⚠️Semua yang ditulis adalah murni imajinasi penulis. Vote dan komentar yang diberikan akan sangat berharga/memberikan semangat penulis untuk membuat kisah selanjutnya. Selamat membaca, semoga terhibur dan terimakasih telah menyempatkan waktu untuk membaca :) ❤️