•
Pasti pernah dengar 'kan kalimat "Anak terakhir, pasti dimanjain." Atau bahkan percaya?
Jika begitu, biarkan aku sebagai author mengajakmu menyelami kisahnya. Tentang anak lelaki yang sering di deskripsikan sebagai 'anak terakhir yang manja'.
Jika bertanya tentangnya, maka aku akan menjawab. Lelaki itu mahir dalam segala hal. Termasuk dalam mengukir topeng di wajahnya pun, ia sangat mahir. Seharusnya orang-orang terdekatnya sadar, sejak awal... lelaki itu tidak pernah dalam keadaan baik-baik saja.
"Karena Bunda, Jias merasakan Semesta. Walau hanya untuk sementara. Terimakasih dan maaf dari Jias untuk Bunda." -Kalimat penuh luka yang diucapkan oleh Jias untuk menjadi kalimat perpisahan. Yang terakhir, Silahkan pahami sendiri luka Jias, sampai kalian memihak Jias yang memilih untuk pergi.
•
⚠️Angst Area, Family Broken, No plagiat!!⚠️
#JadiPembacaBijak
#JadiPenulisBijak
"Aku yang bakal bawa Dhega."
"Kamu gila, Bayu? Kamu gak mikirin anak-anak?
"Aku atau kamu yang gila? Aku atau kamu yang nggak mikirin anak-anak?"
Sedari ia kecil sang ibu selalu memarahinya dengan alasan jika ia harus berguna dan tidak merepotkan orang lain. Ibunya yang selalu meremehkan hal-hal kecil yang ia lakukan, ibunya yang selalu mementingkan dan mengutamakan sang anak pertama.
Dunianya kala itu harusnya hanya tentang bermain, malah ikut andil dalam permasalahan orang dewasa. Dan naasnya, ia harus melihat kedua orang tuanya yang memilih untuk berpisah. membuat dirinya harus ikut dengan sang ayah.
Semesta Radhega yang tidak ingin melulu menjadi akhir, ia juga ingin menjadi yang utama, yang selalu diprioritaskan ibunya.
"Begitu sulit menyuarakan luka, saat mereka terus-menerus mendesakmu untuk sempurna."