"Kenapa sih, Lo gak coba akur sama gue! capek tau, tiap hari teriak- teriak!" gadis cantik itu memasang muka betenya.
"Emang sehari gak bikin kesel gak bisa ya"lanjutnya dengan berangan-angan meninju cowok itu.
"perasaan gue ga pernah ganggu lo" cowok cool itu menoleh ke belakang, meninggalkan pekerjaannya memaku meja. Sorot tajam matanya melihat tetangga sekaligus sahabatnya itu marah.
"Lo tadi makunya kenceng banget, udah tau kamarnya sebrangan! gue kebangun gara-gara Lo !!!"
"Cewek kok urakan banget, mana kerjaannya bangun siang, salah sendiri tidur di rumah gue" Gadis itu meremas tangannya kuat, selain matanya yang bersorot tajam, mulutnya juga tak kalah tajam seperti pisau.
"Ihhh....kalo gue ga takut sendiri, ga bakal w tidur dirumah looo"
tanpa aba-aba cowok itu berjalan ke arah gadis itu, dan berhenti tepat didepannya. Dia menunduk dan mensejajarkan dirinya dengan si cewek.
"Iya deh iya, nenot yang suka marah" cowok itu mengelus rambutnya yang berantakan. kaget bukan main, gadis itu memundurkan kepalanya, saat wajah cowok itu tiba-tiba saja bersinar dengan lesung Pipit di senyumannya.
Renzie, remaja enam belas tahun yang memutuskan untuk kabur dari rumahnya setelah mendengar rencana sang ayah yang akan menghukumnya dengan mengasingkan nya di tempat terpencil, hanya karena dia sudah tidak sengaja membuat sepupu nya jatuh dan terluka. Renzie tentu tidak terima, dibandingkan di asingkan, Renzie memilih untuk pergi dari rumah.
Namun dalam perjalanannya, Renzie tiba-tiba mengalami kecelakaan yang cukup parah. Dan perginya Renzie dari rumah membuat seluruh keluarga tersebut menyesal. Mereka ingin Renzie kembali.