[Privat] Follow for reading! Jaelin dan Yura sedang membicarakan kemirisan hidup sebagai siswa SMA kelas 2. Lalu, entah kenapa pembicaraan mereka berujung pada sesuatu yang anehnya sampai ke tahap sinting. "Bagaimana kalau aku jadi Sugar Baby? Aku harus segera membayar denda tanpa menyiksa diri menyisihkan uang jajan." _Jaelin "Kau yakin? Jadi Sugar Baby tidak mudah. Apalagi kau 'utuh'." Yura agak menyindir Jaelin yang masih perawan sekaligus menakutinya. "Coba saja siapa tahu mudah, tapi jangan yang terlalu tua atau terlalu muda." Jaelin di mata Yura dia hanya merancau akibat stress berkepanjangan. "Mau yang Empat puluhan?" Yura tetaplah Yura, dia akan menangapi apapun yang dibicarakan temannya. "Ew, ayahku masih berumur empat sembilan." Muka Jaelin horor, dia membayangkan kalau dia berpacaran dengan pria setua ayahnya. "Ayahku sudah jadi kakek, umurnya enam puluh. Pasti aneh kalau punya Daddy umur segitu. Apa kau mau yang Tiga puluh atau Dua puluhan?"_Yura. "Dua puluh terlalu muda. Tiga puluh saja, jangan lebih jangan kurang."_Jaelin mulai tawar menawar. "Iya sudah, Tiga puluh memang cocok. Pastikan sudah bekerja."_Yura. Jaelin mengangguk, "Benar! Pastikan dia kaya secara finansial." Jaelin-Yura memang anak-anak yang paham soal hal begini, mereka terlalu cepat dewasa dalam beberapa hal. Contohnya, ya ini, yang berbau Rated-M. "Jaelin, sekali lagi, kau yakin mau jadi Sugarnya Daddy?" Jaelin juga tidak tahu, "Perlukah aku berpikir dua kali?" . . Lalu, Jaelin pun menemukan mangsanya dalam keadaan mendesak. Ketika dia terjebak dengan pria dewasa di cafe kopi gara-gara Yura. Ada pria berjas yang terlihat seperti model yang katanya temannya kakak Yura. Pria itu tampan, tapi terlalu muda untuk dijadikan Daddy. Tidak sangka saja pertemuannya dengan pria itu membuatnya menjadi seseorang yang menawari banyak pengalaman anak muda pada si pria dan si pria memberinya hal-hal yang dilakukan orang dewasa.