Kinanti dan Ajeng membulatkan tekad untuk merantau berbekal satu alamat yang tertera di dalam surat.
Mereka datang tepat beberapa hari setelah kedua anak Pakde Sembodo meninggal dalam musibah longsor tambang timah.
Disambut baik, bahkan mereka tak benar-benar bekerja layaknya pembantu. Kehadiran keduanya diperlakukan seperti anak sendiri oleh Pakde Sembodo.
****
Mereka bekerja tak ubah seperti di kampung, hanya beberapa permintaan Pakde Sembodo untuk mereka tak memasuki salah satu ruangan. Tidak ada yang aneh awalnya hingga Kinanti dan Ajeng merasa kalau ada sesuatu di rumah ini.
Keluhan itu mereka sampaikan kepada Pakde Sembodo dan Mbokde Karsih. Alasan yang terdengar memang masuk akal dan mereka percaya apa kata Pakde Sembodo kalau rumah ini memang tidaklah seperti anggapan mereka. Diyakinkan lagi dengan mendatangkan Taipak, Atok Kahar.
Semua itu ternyata bohong. Kinanti dan Ajeng acap berteriak.
Bahkan puncaknya Kinanti tak sadar kalau telah membunuh Mbokde Karsih dalam perwujudan Ranti.
****
Satu ritual sempat dilihat Kinanti. Seorang anak harus dibunuh oleh orang yang sepertinya dia kenal. Belum lagi sajen yang ada di dalam kamar Pakde Sembodo, menambah keyakinannya kalau Pakde Sembodo telah memuja satu pesugihan.
Hasib pernah mengatakan itu sewaktu di Pasar Mambo. Kuat hatinya berkata kalau Pakde Sembodo pemuja salah satu pesugihan.
Taipak yang didatangkan tempo hari ternyata telah berbohong kepada Kinanti, dan Ajeng. Dia menitipkan pesan untuk keduanya agar berhati-hati terhadap Pakde Sembodo, orang yang telah menganggap mereka anak.
Semua dimulai ketika mereka harus segera menguburkan mayat Mbokde Karsih.
Kebingungan yang melanda, memutuskan untuk menenggelamkan mayat Mbokde Karsih ke dasar lubang tambang, lubang yang konon telah mengubur kedua anak Pakde Sembodo.
Berharap kejadian tak diketahui oleh siapa pun, dan rahasia akan membusuk di dasar lubang berair, tambang timah.
Cover by: Niki_sinten
Keputusan untuk berlibur setelah kelulusan sebelum berpisah menuju impian masing-masing menjadi sebuah malapetaka untuk lima remaja tersebut.
Bukannya menghirup udara segar khas pedesaan yang masih asri, mereka malah menemukan fakta-fakta mengerikan yang selama ini terkubur di tanah Woso.
"Orang-orang Woso itu tidak pernah tua. Katanya mereka meminum darah manusia. Jadi, jangan terima apapun yang orang-orang Woso berikan."
Hari pertama menginjakkan kaki di tempat itu mereka sudah mendapatkan banyak aura mengerikan. Apakah mereka memilih untuk kembali atau malah menelusuri apa yang sebenarnya terjadi tanah itu?
"Mereka bener! INI TANAH NEREKA!"
...
star: 20/09/24
end: 25/10/24
[WALAUPUN CERITA INI SUDAH SELESAI, TOLONG TETAP BERI VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN DARI KALIAN]