Sisa Rasa
  • Reads 110
  • Votes 1
  • Parts 10
  • Reads 110
  • Votes 1
  • Parts 10
Ongoing, First published Apr 26, 2022
Seakan rasa itu masih tersisa. Dari sebuah kisah yang usai sebelum dimulai. Aku menganggapnya dengan wajar, meski nyatanya harus terus berharap. Berkali-kali mencoba mengusirnya, tetapi aku kalah. Pertemuan itu masih membekas dengan jelas. Mengintai setiap ruang kosong yang masih ada. 

Nja, kita bukan siapa-siapa, tetapi aku menganggapnya berbeda. Kamu sosok lelaki yang tak berani kusebut dalam doa. Keraguan akan kesalahan itu sangatlah besar. Aku mengagumimu, tetapi tidak akan pernah menyelipkan namamu dalam doaku.

Mengapa lima tahun masih belum cukup dalam mengusir segala tentangmu? Dari yang pertama aku mengungkapkan dengan gila. Tentang ketertarikanku padamu. Sebenarnya sejak saat itu, aku telah menghapus rasa yang ada. Namun, nyatanya gagal setelah kamu hadir dalam mimpi, kemudian berangsur hadir dalam kehidupan nyata. Pesan singkat berisi kata semangat, seolah menggugah rasa yang hampir mati keseluruhan.

Nja, maaf, rasaku masih tersisa.
All Rights Reserved
Sign up to add Sisa Rasa to your library and receive updates
or
#214pengagumrahasia
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MUARA KIBLAT cover
VANILA ANASTASIA  cover
Mr. Stewart and His bodyguard  cover
ALGRAREZ || The Devil Husband cover
My Maid 21+ cover
AV cover
Transmigrasi Queen Antagonis  cover
MAHESA cover
CHARMOLIPI [χαρμολύπη] || END✓ cover
ERLAN PANDU WINATA cover

MUARA KIBLAT

62 parts Ongoing

📌Spin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat. *** Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah menjalani amanah yang diberikan oleh sang ayah, Kafka juga harus melatih kesabaran ketika menghadapi salah seorang santriwati yang mengejarnya secara ugal-ugalan. Adel Dwi Arfani, seorang santriwati yang dulu menjadi partner perdebatannya, kini berpindah kiblat menyukainya. Menurut Adel, mengejar cinta sama saja dengan mengejar rezeki, harus diperjuangkan dengan usaha dan berdoa, tentu dengan cara yang halal pula. Maqom manusia adalah berusaha, itulah prinsip yang ia lakukan sekarang. Lantas, bagaimana ketika ia telah mendapat balasan cinta yang setara, fakta masa lalu justru menghancurkannya? Akankah takdir cinta mereka bermuara di tempat yang sama? Atau justru ombak membawa keduanya ke tepi yang berbeda?