NAIMA

"Apakah kau sudah tidur?" tanya Naima dengan nada datar lalu menaiki ranjang dan berbaring sebelah suaminya dengan pandangan lurus keatas tanpa menoleh kearah suaminya yang sedang menatap Naima dengan malas namun ada gairah dimatanya ketika melihat Naima hanya memakai baju tidur yang tipis sehingga nampak belahan dadanya.

"Belum! kitakan sudah buat janji untuk mengabiskan waktu berdua malam ini." Naima mendengus mendengar jawaban Ray dan tersentak ketika Ray langsung menariknya dan menindihnya. Ketika Ray hendak menyatukan bibirnya dengan Naima, Naima menutup mulutnya dan memalingkan wajahnya.

"Lakukan dengan cepat karena besok pagi aku ada janji dengan dokter Joe!" kata Naima dengan dingin. Mendengar jawaban Naima tanpa pemanasan Ray langsung melakukannya dengan cepat, setelah mencapai kepuasannya ia meninggalkan Naima dan berlalu ke kamar mandi tanpa menoleh kebelakang dan tak mengucapkan sepatah katapun.

Setelah Ray pergi, Naima menangis meratapi kehidupan pernikahannya yang semakin hari semakin datar dan diambang kehancuran. Meskipun awalnya mereka menikah karena dijodohkan oleh ayahnya, namun seiring berjalannya waktu rasa cinta itu muncul dan bersemi karena hidup bersama selama 5 tahun. Hingga memasuki tahun ke 6 pernikahan, ia didiagnosa mengidap penyakit kanker hati dan semuanya berubah Ray sering pulang terlambat dan selalu bersikap dingin kepadanya.

Kini tiada lagi rasa cinta diantara keduanya, Ray yang cuek dan Naima yang dingin tidak tersentuh. Namun tanpa sepengetahuan Naima, Ray memiliki rencana licik untuk mempercepat kematian Naima karena dia ingin menguasai seluruh harta Wijaya dan dia memiliki rahasia besar yang ditutupinya sangat apik sekali sehingga Naima tidak pernah mencurigainya dari awal pernikahan hingga sampai sekarang.