"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima, jangan lupakan dia adalah pamannya. Semua orang menatapnya tajam, bahkan ayahnya sudah ingin memitesnya seperti kutu. "Tapi aku mau bebas," bantah gadis itu lagi, bahkan dahinya sudah berlapis-lapis. "Baik kau akan menjadi putri mahkota dari sepupu pertamamu," titah kakeknya dengan ucapan santai yang ditulis oleh kasim. Oh jangan lupakan ucapannya adalah hukum!
113 parts