Setelah semua kalimat pedas dari orang-orang pun aku masih tetap pada pikirannku yang keras, lalu aku tertidur dan bangun lalu menangis, menyesali semua yang terjadi, begitu jahatnya aku menyakiti hati orang yg tulus, berusaha sabar saat menghadapi aku padahal sifat aslinya kasar, berapa persen kamu harus berubah agar aku tetap baik-baik saja. Aku egois memaksakan cinta, hidup aku seakan akan bijak dalam berkata tapi ternyata tidak dalam nyata, meminta pada tuhan agar tuhan menjodohkan aku dengan kamu itu juga bentuk keegoisaan diriku padahal aku sendiri tidak tau pasti aku benar-benar mencintaimu atau tidak, lalu bagaimana bisa aku harus menangis saat kamu memilih pergi? Harusnya aku malu, karna jika aku yang berada diposisimu tidak ada kata maaf atau kesempatan, kamu butuh hidupmu sendiri juga, aku selalu bilang pada orang orang bahwa dunia ini tidak melulu tentang diri kalian tapi aku sendiri ingin dunia ini tentang aku, Sampai di titik terakhir kamu tetap menjadi baik dengan menyalahkan dirimu agar aku tetap tidak terluka perasaan, kamu menjelekan dirimu agar aku menjauh, makin berfikir lebih dalam begitu baiknya dirimu, sampai aku berkata dalam doa ku "aku yang tidak pantas buatmu bukan kamu yang tidak pantas buatku dan tuhan tolong beri ia jodoh yang jauh lebih baik dariku dan insyaallah aku ikhlas dan maaf tuhan jika selama ini aku selalu memaksakan kehendakku kepadamu dan kepadanya, maaf telah menyakiti hati hambah mu".