Story cover for Tentang Keluh Kesahku by darkredruby
Tentang Keluh Kesahku
  • WpView
    Reads 5
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 5
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published May 18, 2022
Hanya berisi rangkaian kata yang mengungkapkan perasaan diri sesungguhnya.

Terlalu malas menulis diari, sehingga menulisnya di buku ini saja.
All Rights Reserved
Sign up to add Tentang Keluh Kesahku to your library and receive updates
or
#296self
Content Guidelines
You may also like
𝑭𝒓𝒐𝒎 𝑴𝒆 𝒕𝒐 𝑴𝒚𝒔𝒆𝒍𝒇✨ | 𝓓𝓲𝓪𝓻𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓜𝔂𝓼𝓮𝓵𝓯✨ by Rcsy2001
130 parts Complete
✨🌞𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓🌞✨ 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑑𝑖 @𝐺𝑢𝑒𝑝𝑒𝑑𝑖𝑎 '𝓓𝓲𝓪𝓻𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓜𝔂𝓼𝓮𝓵𝓯.' ~𝑀𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑘𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑚𝑢~ 𝐼𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖, "𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑗𝑎𝑘 𝑖𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑛𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑖𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛." 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎, 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑗𝑢𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝. 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟. 𝐹𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖𝑛𝑔!!!✨ 𝑆𝑎𝑙𝑎𝑚 @𝑅𝑐𝑠𝑦2001✨
You may also like
Slide 1 of 10
Hopeless cover
Let me choose [TERBIT] cover
My Second Life (Completed) cover
Breathe cover
ABSURD QUOTES I cover
LINTASAN WAKTU cover
Just My Feelings cover
The Green Sketchbook [END] cover
Coretan Rasa [Completed] cover
𝑭𝒓𝒐𝒎 𝑴𝒆 𝒕𝒐 𝑴𝒚𝒔𝒆𝒍𝒇✨ | 𝓓𝓲𝓪𝓻𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓜𝔂𝓼𝓮𝓵𝓯✨ cover

Hopeless

31 parts Complete

[COMPLETED] "Whoever told you that life would be easy, I promise that person was lying to you." --Kondisi dimana tidak memiliki ekspetasi tentang hal-hal baik yang akan terjadi dan juga kesuksesan di masa mendatang. [Definition of Hopeless] Apakah ini tentang kisah cinta masa remajaku? Astaga, bahkan aku tidak yakin tentang cinta itu nyata. Yang aku tahu hanya luka dan luka. Itu saja. Tangisanku bukan tangisan patah hati, lagipula perasaanku sudah mati. Jiwaku diasuh oleh sepi, hingga teman terbaikku hanya rasa sendiri. Setidaknya aku punya mereka, orang yang mengajariku bahwa aku tidak sendirian. Meskipun ada kalanya aku menyerah dan pasrah. Apakah akhir ceritaku ini bahagia? Apakah aku akan terus berkawan dengan tangisan, hingga aku lupa cara untuk mencari kebahagiaan? Aku hanyalah satu dari ratusan orang yang sakit secara jiwa, aku bersahabat dengan sesuatu yang mereka sebut depresi. Hingga yang kukenali hanya keputusasaan pada masa depan diri sendiri.