Aku Akan Memegang Tanganmu
  • Reads 715
  • Votes 87
  • Parts 2
  • Reads 715
  • Votes 87
  • Parts 2
Complete, First published May 21, 2022
Sudah sepantasnya dia menerima hukuman atas kejahatan yang telah dilakukannya. Jin GuangYao-dia tak ingin menyandang nama itu lagi-Meng Yao telah menerima nasibnya. Duduk di dalam sel penjara yang gelap dan mengerikan bukanlah hal yang mengejutkan baginya.
All Rights Reserved
Sign up to add Aku Akan Memegang Tanganmu to your library and receive updates
or
#427mdzs
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
Fight! cover
He's Mine, Only! - Soulmate AU cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
Duke's Grip cover
salah dimensi  cover
[ END ] THK cover
Madness [Hiatus] cover
After Graduation cover

𝐒oerabaja, 1730

39 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.