Finding soulmate, menemukan belahan jiwa terdengar biasa, dan mudah, karena hampir semua manusia melakukannya. Tapi ada beberapa orang harus melalui jalan yang tidak biasa. Jalan berliku, berlubang bahkan berputar-putar seperti labirin, bahkan hanya untuk menemukan sekedar teman hidup.
Zia tidak tahu kalau dia sudah tertidur selama empat hari, tidak sadarkan diri. Bahkan jantungnya yang sempat berhenti berdetak dua kali, Zia tidak tahu itu.
"Aku tidak mungkin meninggalkan Zia sendiri, dia masih lemah..." kata David
"Ya sudah ..., terserah kamu. Kalau kamu tidak datang ... kita putus!" Dara menutup telponnya.
"Gue ke sini karena mau menertawakan kebodohan loe ...," Kata Evan tajam dan sadis
"..., dalam cinta apa sih yang loe cari? Kebahagiaan, kan? ... kalau ada cinta yang buat loe tidak bahagia, itu cinta yang tidak sehat namanya ... Loe bebas memilih hidup dengan cinta yang tidak sehat atau loe bergerak bahagia!" Qhilla berkata mantap
"Kamu terlalu fokus pada sebuah bayangan di depan kamu, kamu tahu, Zia! Jika saja kamu mau menoleh, maka kamu akan melihat begitu banyak kebahagiaan yang bisa menghampiri kamu dan bisa buat kamu bahagia." Kata dr. Alya lembut
Zia, gadis tingkat tiga di sebuah Fakultas Seni yang terjebak dalam pusaran perasaan dengan mencintai sahabatnya sendiri. Tujuh tahun memendam cinta, akhirnya Zia sadar kalau dia harus keluar dari pusaran itu. Jika tidak, bukan hanya dia yang terluka, tapi sahabatnya dan seseorang yang mencintai sahabatnya.
Sebuah kesempatan datang, kesempatan yang bisa memberikan Zia alasan untuk pergi menjauhi David. Akan tetapi, di saat Zia sudah membulatkan tekatnya, David mulai merasa kehilangan sosok Zia yang selalu ada di dekatnya. Dia mulai resah dan kebigungan.
Bagai air yang mengalir, cerita Zia pun bergulir. Sama halnya Zia, para sahabatnya pun memilki kisahnya sendiri, kisah bagaimana mereka menemukan seseorang yang bisa mereka sebut Soulmate.
Cerita ini sebagian diPrivasi efek krn mirror situs dulu.
Abhista Kayesha (22) hanya ingin lulus secepatnya, demi membuktikan pada orang tuanya kalau dia juga bisa berprestasi dengan predikat cumlaude.
Namun, sepertinya Reygan Arkhava (30) berkeinginan sebaliknya. Sebagai dosen pembimbing, Reygan malah mempersulit Kayesha, dengan memberikan sederet komentar pedas yang menguji mental Kayesha, hingga harapan lulus tepat waktu itu terasa amat jauh.
***
"Oke, saya sudah baca semuanya. Dari Bab 1 sampai Bab 3 saya bisa menyimpulkan, kalau kamu memilih topik ini, karena malas penelitian, tapi ngejar-ngejar dosen pengen cepat di-ACC."
"Saya enggak pernah ngejar-ngejar Bapak!"
***
start: 27 Februari 2025