Gadis itu termenung di sudut jendela, memperhatikan bulir-bulir hujan yang turun perlahan membasahi taman bunga dihalaman belakang. Sudah banyak yang berubah sejak lima tahun lalu, tetapi tidak dengan hatinya. Rasa itu mungkin masih ada, bersama jutaan memori yang terkadang tidak bisa Ia lukiskan dengan kata-kata. Kecelakaan pesawat saat itu membawa pergi seseorang yang berhasil mengambil hatinya setelah hampir enam belas tahun mereka saling mengenal. Yang Ia lakukan saat ini hanya menunggu, menunggu sebuah keajaiban yang tak tahu akan bermuara pada kebahagiaan atau mungkin kesia-siaan yang memang tidak akan pernah Ia sesali seumur hidupnya. Banyak yang bilang, bahwa tidak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan. Dulu Ia mungkin akan dengan lantang menentang pernyataan itu, tetapi sekarang semua berubah. Ya, Safiera adalah Manusia yang menjilat ludahnya sendiri. NO COPY NO PLAGIAT Selamat Membaca!
1 part