Di balik bilik perpustakaan tua, di antara rak-rak buku yang menjulang tinggi, tersimpan kisah cinta diam-diam Bening, gadis remaja yang terpesona oleh pesona Banyu, sang kutu buku. Bening, dengan rambutnya yang diikat rapi dan kacamata bundar, selalu mencuri pandang pada Banyu yang duduk di pojok ruangan, tenggelam dalam dunia buku dan musik.
Setiap hari, Bening mengunjungi perpustakaan, bukan hanya untuk membaca, tapi juga untuk diam-diam mengagumi Banyu. Dia mengamati bagaimana Banyu membolak-balik halaman buku dengan penuh minat, bagaimana jemarinya menari bermain gitar di sudut ruangan, dan bagaimana senyum tipis menghiasi wajahnya saat mendengarkan alunan musik yang indah.
Bening merasakan rasa rindu yang mendalam, akan cinta yang tak terungkapkan. Dia ingin berbicara dengan Banyu, ingin mengenalinya lebih dekat, tapi rasa gugup selalu membungkamnya. Dia hanya bisa menuangkan perasaannya dalam buku-buku yang dia baca dan melodi-melodi indah. Kisah cinta Bening dan Banyu berkembang di antara rak-rak buku dan alunan musik. Mereka menemukan kebahagiaan dalam berbagi kecintaan pada buku, musik, seni, dan cerita tentang mimpi-mimpi mereka.
Di Bilik Perpustakaan inilah kisah cinta yang indah dan penuh makna muncul. Cerita ini mengingatkan kita tentang kekuatan cinta, keindahan seni, dan pentingnya menghargai momen-momen kecil dalam hidup. Kisah ini juga menunjukkan bahwa cinta dapat berkembang di tempat yang tidak terduga, dan rasa rindu dapat menuntun kita pada kebahagiaan sejati.
=AUTHORIZED TRANSLATION=
Ini adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sudah memiliki ijin resmi dari penulis 😊🫶🏻
⭐️⭐️⭐️
Saat Arthit mengungkapkan persaannya, Daotok tidak tahu harus berbuat apa meskipun dia juga menyukainya.
Tapi, yang terjadi adalah Daotok menolaknya.
"Kau tertarik padaku karena kau belum pernah bertemu dengan orang sepertiku."
Meskipun begitu, Arthit adalah seseorang yang keras kepala, dia terus mengungkapkan perasaanya meski terus di tolak.