Itu adalah saat yang paling kunantikan denganmu. Semua yang terasa hangat selalu ketika dirinu dekat denganku. Hanya mengingat namamu dan hatiku bermekaran bunga di padang luas.
Waktu yang kuhabisakan bersamamu adalah harta paling berharga yang tidak bisa dirompak atau ditulis dalam peta. Hanya denganmu jalan menuju kebahagiaan aku dapatkan.
Kau adalah bunga musim semi yang gagah berani tumbuh dalam derasnya salju musim dingin. Kau kuat seperti terik mentari khas musim panas. Namun kau begitu lembut dan pengertian seperti angin menyejukan musim gugur. Kalah perpaduan itu, tiada kata selain indah yang menggambarkan rupamu.
Louis, dirimu adalah kebangganku. Mendapatkanmu adalah keberuntungan dan hadiah paling menajubkan yang bisa aku mimpikan. Seorang manis yang mewarnai kehidupanku, kau juga adalah akhir yang akan aku pilih di setiap tarikan nafas milikku.
Sayangku paling manis lebih dari madu hutan bahkan nektar dari kembang menawan, hanya padamu aku persembahkan hidupku. Tolong jangan tangisi aku, tapi penuhilah segalanya dengan senyum tawamu. Kau yang paling aku cintai, bersamamulah aku bisa merasakan debaran yang ruang serta waktu enggan menyentuh kesatuan kita.
-John H. Watson
(Musim Gugur, Durham, Inggris, pukul 00:34)
***
[Moriarty The Patriot Fan Fiction]
Warning; BL, OOC, Horror, Mystery, Crime, Angst, MCD, Hurt/Comfort, Fluff
Pair; JohnLouis(main), SherLiam, MoranFred, MycAl, LesPatter, etc.
Note; hanya FF pendek dengan limited time, akan segera di unpub ketika tamat.
Kisah singkat ini berisi beberapa cerita pendek yang menghadirkan kenangan-kenangan masa lalu pun masa kecil yang mungkin mulai terlupakan. Kamu bisa membacanya di malam yang dingin dengan ditemani secangkir susu hangat dan cookies sebagai pemanis dan hidangan penutup hari ini.
*:..。o○𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓜𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪○o。..:*
Aku melihatmu yang tengah duduk di bawah langit biru siang itu. Pakaianmu yang berantakan tetap tak mampu menutupi wajah indahmu yang terkena terpaan sinar matahari. Aku menghampirimu, lantas duduk di sebelahmu. Kamu menangis.
"Apa yang harus kulakukan?" tanyamu, masih dengan isak tangis yang kian lama kian menyayat hati kecilku.
"Bantu aku..." kamu menggenggam tanganku erat. Menatapku dengan lekat.
"Aku telah melupakan semua kenangan indah itu. Aku tak lagi bisa mengingatnya." Suaramu tercekat saat mengatakannya. Derai air matamu membasahi tanganku. Aku turut membawamu ke dalam dekapku. Aroma rambutmu yang seperti bunga peonie menyeruak masuk ke penghiduku. Aroma yang kusukai.
"Baiklah... aku akan membantumu." Tanganku menyusuri surai legam milikmu yang terasa selembut sutra.
"Aku akan membantumu mengingat semua kenangan indah itu... Memorabilia."
[Cerita ini hadir untuk memenuhi UNBK yang diselenggarakan WGA sebagai syarat kelulusan menjadi alumnus]
𝘔𝘺 𝘧𝘢𝘷𝘰𝘳𝘪𝘵𝘦 𝘤𝘩𝘢𝘱𝘵𝘦𝘳
- 𝘌𝘷𝘢𝘯𝘦𝘴𝘤𝘦𝘯𝘵
- 𝘒𝘢𝘵𝘢𝘴𝘵𝘳𝘰𝘧𝘦
- 𝘉𝘭𝘢𝘤𝘬 𝘙𝘰𝘴𝘦