Melalui apa yang akan kusampaikan nanti, aku hanya ingin memelukmu, berbisik sangat pelan dan memberi tahumu bahwa langkahmu sudah jauh. Bahwa di setiap jalan yang sebelumnya dilewati, ada banyak batu yang menjadi saksi kuatmu, masih ada aku... walau mungkin kita tak pernah bertemu.
Naskah ini aku tulis ditengah pelarian. Kadang pada tengah hari saat matahari sedang panas-panasnya, kadang ketika langit sudah sekelam bubuk sekam.
Mungkin nanti, kalian menemukan cermin ditengah tulisan ini. Kalian akan menemukan refleksi diri kalian yang sedang sendirian, yang hancur, yang kesepian, tapi masih bertahan hingga sekarang.
Dan dari naskah ini, aku ingin kalian tahu bahwa tidak masalah untuk menjadi tidak baik-baik saja. Tidak ada yang salah dalam diri kalian. Tidak apa-apa... kalian tidak sendirian.
Tertanda, aku.
Pssttt... If I told you this was a true story, would you believe it?