Virtual memang membuat diri kita menyenangkan tapi membuat diri kita menyakitkan. Seharusnya aku memang tidak terlalu percaya terhadap virtual supaya nantinya aku tidak kecewa:). Awalnya aku memang tidak ingin mengenal dunia virtual lagi tapi setelah mengenal dirimu aku yakin bahwa orang virtual itu ada yang tulus. Mereka berkata 'tidak ada yang tulus di dunia virtual' tapi aku tidak percaya. Dia adalah laki-laki yang saya cintai ya awalnya tapi pada akhirnya saya harus mengikhlaskannya. Bagaimana? Cukup menarik bukan? Ya ini adalah cerita saya yang ketiga:) Nantikan cerita ini saya publish ya😍🫶🏻❤️